Demensia Alzheimer Bisa Ditangani Sejak Awal

Assalamualaikum Wr. Wb

Apakhabar semua...

Kesempatan kali ini saya akan membahas tentang penyakit Demensia. Tau kah kalian apa sih Penyakit Demensia?

Demensia adalah suatu sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Demensia sendiri lebih akrab ditelinga dengan sebutan pikun. Pikun sering dianggap sebagai hal normal yang dialami oleh lansia, sehingga seringkali penyakit tersebut tidak terdeteksi. Untuk itulah, dalam rangka memperingati Alzheimer Awareness Month pada September dan meningkatkan kesadaran masyarakat diadakan Festival Digital virtual. 

Acara Festival Digital virtual itu  diadakan pada hari Minggu 20 September 2020. Acara Festival Digital virtual Bulan Alzheimer Sedunia ini diadakan oleh PT Eisai Indonesia (PTEI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Festival ini merupakan bagian dari program kampanye edukatif #ObatiPikun. Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia ini diikuti diikuti oleh dokter spesialis saraf, dokter umum, dokter seminat serta masyarakat awam. 

Dalam Festival Digital virtual, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan, dr Siti Khalimah SpKJ MARS mengatakan saat ini Indonesia mulai memasuki periode aging population, dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lanjut usia (lansia). Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat pada 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%). 

Menurut dr Siti, jumlah lansia yang terus meningkat tersebut dapat menjadi aset bangsa bila tetap sehat dan produktif. Namun lansia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa. Demensia Alzheimer merupakan salah satu ancaman bagi lansia di Indonesia saat ini. 

Lantas apakah Demensia Alzheimer ini bisa terdeteksi lebih awal dan ditangani lebih cepat. Demensia Alzheimer bisa ditangani sejak awal sehingga dapat terus produktif. President Director PT Eisai Indonesia (PTEI), dr Iskandar Linardi, menjelaskan perusahaannya memiliki filosofi human health care (hhc) dan telah berkontribusi dalam kesehatan masyarakat di Indonesia selama 50 tahun. Perusahaanya berkomitmen memberikan edukasi mengenai penyakit Demensia Alzheimer, terutama karena penyakit ini dapat dideteksi sejak awal sehingga dapat dilakukan penanganan secepat mungkin.

Dalam acara Festival Digital ini juga sekaligus memperkenalkan sebuah aplikasi deteksi dini Demensia Alzheimer bernama aplikasi E-Memory Screening (EMS). Diharapkan dengan Aplikasi EMS ini akan semakin banyak masyarakat yang mengetahui gejala awal Demensia Alzheimer dan juga bisa mendapatkan penanganannya.

Aplikasi E-MS resmi diluncurkan pada tanggal 20 September 2020 dan dapat diunduh dengan mudah oleh dokter dan masyarakat awam di Playstore dan Appstore. Aplikasi E-MS ini akan menilai kondisi memori seseorang dengan memberikan pertanyaan terkait Demensia Alzheimer yang mungkin dialami oleh pengguna aplikasi.

Selain deteksi dini, aplikasi ini juga menyediakan ragam informasi terpercaya dan akurat mengenai Demensia Alzheimer dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Aplikasi ini juga menyediakan tips dan trik dalam merawat Orang Dengan Demensia (ODD) secara efektif dan efisien.

Penjelasan selanjutnya oleh President Director PT Eisai Indonesia, yaitu dr. Iskandar Linardi. Dr. Iskandar Linardi menjelaskan bahwa Pihaknya akan berkomitmen memberikan edukasi mengenai penyakit Demensia Alzheimer, terutama karena penyakit ini dapat dideteksi sejak awal sehingga dapat dilakukan penanganan lebih cepat.

Melalui deteksi dini penderita Demensia Alzheimer dapat lebih cepat ditangani sehingga kerusakan otak karena penyakit tersebut dapat diperlambat. Demensia Alzheimer merupakan penyebab utama ketidakmampuan dan ketergantungan lansia terhadap orang lain. Penyakit ini memberikan dampak fisik, psikososial, sosial, dan beban ekonomi tidak hanya bagi penderita tapi juga bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.


Komentar