Pahami Resiko Penyakit Stroke


Assalamualaikum Wr. WB
Sebelumnya saya mau bertanya ke teman-teman semua, sesedih apa kalian jika kehilangan orang yang kita sayangi dan cintai pergi selama-lamanya. Kalau saya hampir kehilangan separuh jiwa raga saya begitu harus kehilangan Ibu untuk menghadap Tuhan YME.
Semangat saya hilang, hati saya hancur, hanya airmata yang ada setiap hari.

Gimana ga sedih, ibu pergi disaat yang kurang tepat, kenapa saya bilang kurang tepat karena saya belum sempat membahagiakannya dan membalas budinya. Sebelumnya ibu dalam keadaan sehat, dan bisa beraktivitas seperti biasanya dari pagi hingga malam. Tetapi begitu pagi tiba, ibu sudah tidak bisa bangun, dan tidak bisa bicara lagi. Panik ketika saya mendapatkan kabar dari bapak. Saya langsung bergegas dan membawa dokter kerumah Ibu. Dan hasil pemeriksaan dokter membuat saya lemas, iya dokter mengatakan ibu terserang stroke.

Airmata tumpah saat itu, sambil membereskan keperluan ibu selama di rawat di Rumah Sakit. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya, kalau ibu akan terserang stroke. Ibu memang memiliki riwayat sakit gula, dan selalu rutin mengkonsumsi obat setiap hari. Ibu hanya bertahan 2 bulan melawan penyakit stroke, dan pergi untuk selamanya. Saya marah pada diri sendiri, kenapa selama ini tidak pernah peduli akan memeriksakan kondisi kesehatan ibu secara rutin. Kami memang berbeda tempat tinggal semenjak saya menikah. Tapi setidaknya sebagai anak sudah menjadi kewajiban mengantar ibu memeriksakan kesehatannya secara rutin.

Dan beruntungnya saya bisa mengikuti acara yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan RI pada hari Senin 28 Oktober 2019, memperingati Hari Stroke Sedunia 2019 yang bertema "Otak Sehat, SDM Unggul". Dengan menghadiri acara ini saya menjadi lebih paham akan gejala dan bahayanya penyakit stroke ini.
Narasumber yang hadir dalam acara ini adalah :
  • Direktur P2PTM Cut Putri Arianie
  • Sekretaris Pokdi Stroke Perdossi Al Rasyid. 


Peringatan Hari Stroke Sedunia tahun 2019 ini mengambil tema "#DontBeTheOne". Dan tema nasional "Otak Sehat, SDM Unggul". Inti dari tema tersebut untuk menggugah kesadaran masyarakat agar bisa hidup sehat, lebih berdaya dan produktif melalui kesiapsiagaan dan berperilaku hidup sehat, akses pelayanan kesehatan yang lancar dan baik, serta keterlibatan semua pihak dalam pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit Kardioserebrovaskukar sejak dini.

Penyakit Stroke

Stroke adalah bagian dari penyakit kardioserebrovaskukar yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. Stroke menjadi penyebab kematian nomer dua didunia dan penyebab disabilitas nomer tiga. Data menunjukkan 1 dari 4 orang mengalami stroke, jangan sampai kita menjadi salah satu diantaranya. Karena sesungguhnya Stroke dapat dicegah.

Data Riskesdas 2013 prevalensi stroke nasional 12,1 per mil, sedangkan pada Riskesdas 2018 prevalensi stroke 10,9 per mil, tertinggi di provinsi Kalimantan Timur yaitu 14,7 per mil, terendah di Provinsi Papua 4,1 per mil.

Penyakit Stroke Dapat Dicegah

Dan taukah Anda bahwa ternyata stroke dan penyakit jantung koroner bisa dicegah dengan cara mengubah perilaku yang berisiko seperti penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik dan penggunaan alkohol.
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati.

Ketika sebagian area otak mati, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke adalah keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Penanganan yang cepat dapat meminimalkan kerusakan otak dan kemungkinan munculnya komplikasi.

Gejala Dan Penyebab Stroke

Gejala stroke dapat berbeda pada tiap penderitanya, tetapi gejala yang paling sering dijumpai adalah :
  • Tungkai mati rasa
  • Bicara menjadi kacau
  • Wajah terlihat menurun
Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari gumpalan darah pada pembuluh darah di otak, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan pengencer darah.

Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang kurang olahraga, serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok.

Pengobatan Dan Pencegahan Stroke

Pengobatan stroke tergantung kepada kondisi yang dialami pasien. Dokter dapat memberikan obat-obatan atau melakukan operasi. Sedangkan untuk memulihkan kondisi, pasien akan dianjurkan menjalani fisioterapi, dan diikuti terapi psikologis apabila diperlukan.

Untuk mencegah stroke, dokter menyarankan untuk :
  • Menerapkan pola makan yang sehat.
  • Berolahraga secara rutin.
  • Hindari merokok dan mengonsumsi minuman keras.
  • Komplikasi Stroke
Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lain yang dapat membahayakan nyawa, antara lain :
  • Deep vein thrombosis atau penggumpalan darah di tungkai.
  • Hidrosefalus akibat menumpuknya cairan otak di dalam rongga otak.
  • Disfagia atau gangguan refleks otot saat menelan.


Kementerian Kesehatan RI berupaya dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit  Kardioserebrovaskukar diantaranya adalah :
  1. Upaya promotif - dengan mengkampayekan perilaku CERDIK, yaitu : (C) Cek kesehatan secara berkala, (E) Enyahkan asap rokok, (R) Rajin beraktivitas fisik, (D) Diet sehat dengan kalori seimbang, (I) Istirahat cukup dan (K) Kelola stress.
  2. Upaya preventif dengan mendorong masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan diri melalui pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan kolesterol secara rutin, atau minimal 1 kali dalam setahun di Posbindu PTM atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan bagi yang belum mempunyai faktor resiko PTM. Tetapi yang sudah mempunyai faktor risiko PTM diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala 1 bulan sekali.
  3. Upaya kuratif dengan penguatan pelayanan kesehatan.
  4. Rehabilitatif untuk mencegah disabilitas atau serangan berulang.

Kemenkes RI berharap semua dapat menjadi agen perubahan dalam perilaku hidup sehat, terutama dalam pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, sehingga masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang sehat dan berkualitas.


Komentar