Penghuni Baru Di Rumah


Ada penghuni baru dirumah saya. Siapa penghuni barunya yuk simak.
Disini saya akan berbagi cerita, tentang apa dan bagaimana pertama kali keluarga kami kedatangan penghuni baru.

Iya....penghuni baru yang tinggal bersama - sama keluarga kami saat ini.
Siapa penghuni barunya, penghuni barunya adalah seekor kucing yg lucu dan lincah.

Saya pribadi sebenarnya takut sekali yang namanya sama binatang yang satu ini. Ketakutan ini karena masih berbekas di kaki saya ketika beberapa tahun lalu kaki saya di cakar seekor kucing sampai berdarah - darah.

Kejadian ini berawal ketika saya berbelanja sayuran di dekat rumah saya. Tanpa sengaja saya menginjak kucing piaraan tukang sayur. Kucing tersebut balik menyerang saya dengan mencakar - cakar kaki saya hingga luka itu masih berbekas. Dari situlah saya takut dengan kucing.

Tapi.....kalau urusan berbagi sedikit makanan yang saya punya dirumah untuk kucing liar diluar saya tidak pernah pelit. Setiap saya memasak ikan ataupun ayam saya selalu berbagi rejeki dengan kucing. Prinsip saya, asalkan si kucing tidak nyolong saya akan baik pada kucing - kucing liar di luar rumah.

Saat ini di rumah saya ada anggota baru keluarga, yaitu seekor kucing. Meski tidak semua penghuni rumah menyukai nya karena alasan satu dan lain hal tapi kucing tersebut tetap ada dirumah saya.
Dan inilah awal mula kucing tinggal dirumah saya.

Dari jaman masih kecil memang anak - anak saya suka sekali memelihara binatang. Dari mulai ayam kecil, burung, hamsters, kelinci, ikan dan kura - kura. Saya selalu membelikannya bila anak saya meminta untuk dipelihara. Tapi setelah dipelihara beberapa bulan binatang - binatang itu semua mati, kecuali kura - kura yang masih hidup dan bertumbuh besar saat ini.

Dulu ketika anak saya masih kecil - kecil, mereka merengek minta dibelikan dan berharap mendapatkan ijin dari Mama papa nya untuk memelihara kucing. Tapi karena saya trauma dan geli, saya tidak pernah mengabulkan keinginan anak saya itu.
Dengan seiring berjalannya waktu dan anak saya menginjak remaja (kuliah dan SMA ) ternyata keinginan memelihara kucing pun masih menjadi mimpinya.

Iya....ternyata keinginan memelihara kucing sangat kuat.
Ketika saya pulang dari liputan dan saya ingin mengambil minum di kulkas tiba - tiba jantung saya mau copot melihat kucing ada didekat kulkas. Serta merta saya mengusir kucing tersebut yang saya kira dia masuk dari jendela rumah kami.

Tapi anak sulung saya buru - buru menggendong nya dengan berkata ini kucing saya. Kaget dan kesel saya saat itu.
Gimana ga kaget dan kesel, saya sudah berpikir jauh kebelakang nantinya. Banyak pertimbangan saya juga.

Saya pun menghampiri suami yang sedang asyek menonton televisi. Saya berkata :
"Pah....Rizki memelihara kucing". Kepanikan saya ternyata tidak berbalas ketenangan.
Suami malah menjawab dengan datar.
"Ga apa - apa mah". Emosi saya memuncak dan saya menjelaskan ketakutan saya.
Gimana kalau dia buang air besar ataupun kecil sembarangan, gimana kalau dia naik kemeja makan dan mengambil makanan yang ada dimeja makan, gimana kalau dia menggigit saya, gimana kalau dia keluar berlari dan harus menggendong nya ( karena saya tidak pernah sama sekali menggendong kucing ). Dan masih banyak ketakutan lainnya.

Tapi namanya anak sudah remaja, yang sudah susah untuk menurut perkataan dan larangan Mama nya, akhirnya kucing tersebut tetap di pelihara nya hingga saat ini.

Meski saya dan anak bungsu saya masih geli dan takut pada kucing, tapi anak sulung dan suami senang dengan kucing akhir nya saya mengalah.
Kucing masih tetap tinggal dirumah kami hingga saat ini. Kekhawatiran memang tidak semuanya terbukti. Ada beberapa yang kucing ini lakukan sama seperti manusia, misalnya buang air kecil dan besar ditempat nya. Makan waktunya, kalau jam makannya tiba tapi belum ada makanan ditempat nya maka sang kucing akan mengeong. Minum juga disediakan ditempatnya, begitu kucing haus dia segera menuju tempat minum yang disediakan.

Iya....binatang juga bisa hidup sama seperti manusia asalkan di ajarkan terlebih dahulu. Kebiasaan yang kita ajarkan lama - lama akan menjadi kebiasaan nya.
Apalagi suami yang memang senang kucing, terkadang saya suka lucu liat suami saya. Kadang saya suka bilang, "kayak orang gila kamu pah?
"Iya....suami sering sekali mengajak bicara kucing piaraan anak kami dirumah. Seperti layaknya manusia, seolah sang kucing mengerti apa yang suami saya bilang.

Itulah.... ternyata binatang juga punya kebiasaan dan perasaan yang sama seperti manusia. Apalagi kalau kita mengajarkan dengan telaten pada binatang. Lambat laun binatang akan mengerti dan paham.

Dan Sekarang, kucing menjadi sahabat kami dirumah. Rasa sepi akan datang ketika sang kucing tidak mengeong. Bahkan saya menjadi panik kalau kucing tidak mengeong. Panik takut sikucing kabur atau lari keluar rumah.
Tak bisa dibayangkan gimana marah nya anak kami kalau si kucing hilang.

Untuk makanannya, kucing dirumah saya mengkomsumsi hanya makanan kucing instan. Bukan ikan ataupun ayam mentah. Karena kucing ini jenis kucing anggora jadi saya tidak biasakan makan yang mentah - mentah. Untuk buang air saya sediakan tempat khusus. Tapi kalau dirumah saya tidak siapkan kandang. Jadi kucing tetap bebas kemana - mana di dalam rumah saya. Supaya dia merasa tidak dikurung didalam rumah, saya memilih untuk tidak menggunakan kandang.

Dan saat ini kucing tersebut sudah tumbuh besar.
Senang ada piaraan yang membuat rumah menjadi ramai. Karena anak saya sudah besar - besar rumah menjadi sepi. Tapi dengan hadirnya kucing dirumah, rumah menjadi ramai dengan meongannya.
Binatang juga mahluk Tuhan yang butuh disayang. Mahluk yang mempunyai hak yang sama seperti manusia. Mahluk yang punya rasa dan juga pikiran.

Terima kasih telah hadir dirumah saya. Terima kasih telah memberikan keramaian dirumah. Semoga sehat selalu ya meong. Tetap mengeong bila ada orang asing masuk kerumah. Karena kami semua merasa aman, si kucing ada di rumah.
Sahabat keluarga saat anak - anak menginjak remaja.

Jum'at 07 April 2017
tinapurbo@gmail.com

Komentar

  1. Ada penghuni rumah yang baru, moga ada rejeki yang baru juga, Amien ya, Mba :)

    BalasHapus
  2. Amin.....iya mba....Makasih ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan anda ke blog saya.
Saya sangat senang jika anda meninggalkan pesan pada postingan ini.
Terimakasih