Penyakit Kusta Dalam Perspektif Agama

 


Semua manusia tidak ada yang ingin sakit, semua pasti mau nya sehat, sehat jasmani dan sehat rohani. Tapi kalau Allah sudah berkehendak mau dibilang apa. Kita hanya bisa berusaha dan semangat untuk sembuh. Apalagi kalau penyakit yang di kasih ke kita termasuk penyakit yang membutuhkan perawatan khusus seperti kusta. 

Penyakit Kusta

Yess... Lepra atau kusta adalah gangguan pada kulit akibat infeksi bakteri kronis. Gangguan ini sering kali ditandai dengan mati rasa pada tungkai dan kaki, kemudian disertai timbulnya lesi pada kulit. Penyakit kusta dapat menyebar melalui percikan ludah ketika pengidapnya batuk atau bersin.

Karena banyaknya mitos-mitos yang berkembang mengenai penyakit kusta. Meski dapat menular, namun kusta adalah jenis penyakit kulit yang dapat ditangani dan jarang menjadi penyebab kematian. Namun, infeksi bakteri ini berisiko mengakibatkan kecacatan pada pengidapnya.

Senin 08 Mei 2023 saya mengikuti Live YouTube "Ruang Publik KBR" yang dipersembahkan oleh "NLR Indonesia". Tema live YouTube ini adalah "Kusta dalam Perspektif Agama". Acara ini di hadiri oleh narasumber yang berkaitan dengan tema ini yaitu :

  1. Muhammad Iqbal Syauqi - Dokter Umum RSI Aisyiyah Malang
  2. Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna - Pendeta & OYPMK

Penyakit Kusta Dalam Perspektif Agama

Penyakit kusta yang dikenal sejak zaman kuno masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara di dunia. Dalam perspektif agama seperti Hinduisme, Buddhisme, Kristen, dan Islam, penyakit ini sering dikaitkan dengan dosa, karma, dan ujian dari Tuhan.

Padahal Kusta adalah salah satu penyakit tertua dalam sejarah. Penyakit kusta sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi bahkan tertulis dalam kitab-kitab suci beberapa agama. Ini menjelaskan penyebab penyakit kusta atau lepra sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan masih ditemukan hingga saat ini. Dan pada masa purba tersebut disinyalir telah terjadi pengasingan pada pasien kusta.

Penyebab Kusta

Kusta merupakan jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae, di mana bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui droplet. Seseorang dapat tertular kusta apabila terkena percikan air liur dari penderitanya.

Bakteri ini membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak dalam tubuh pengidapnya. Kusta juga memerlukan kontak dalam waktu lama untuk bisa menularkan infeksi. Anda tidak akan dengan mudah tertular hanya dengan bersalaman, duduk bersama, bahkan berhubungan seksual.

Orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) dan penyandang disabilitas akibat kusta tetap terjebak dalam lingkaran kepedulian hingga saat ini. Salah satu penghambat terbesarnya yaitu seringkali mereka mengalami kekerasan dan perlakuan yang salah, baik dalam hal pendidikan, keagamaan, hingga lingkungan sosialnya. Tidak berhenti pada keprihatinan dari lingkungan sosial, seperti OYPMK dan penyandang gangguan memiliki stigma diri yang tinggi. membujuk kembali ke masyarakat karena hilangnya rasa percaya diri dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya.

Lalu, seperti apa sih sejarah penyakit kusta ini dari perspektif agama? Serta bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat umum tentang kusta? 

Kusta dalam Perspektif Islam

Dalam acara ini "Dokter muda Muhammad Iqbal syauqy", memaparkan dilihat dari banyaknya hadis yang beliau pelajari. Di dalam perspektif Islam sendiri kusta sudah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad bahkan sudah ada baik di masa nabi sebelumnya.

Kusta Dalam Sudut Pandang Agama Islam 

"Dalam hadis-hadis Rasulullah SAW, kusta ini disebut judzam berasal dari kata jadzama – yajdzamu atau semakna dengan qatha’a -yaqtha’u yang artinya terpotong. Gambaran pada penyakit kusta pada fase yang lebih lanjut akan mengalami mutilasi atau  bagian tubuh terpotong yang menjadi patokan penyakit kusta disebut judzam," jelas Ustadz Muhammad Iqbal Syauqi Al Ghiffary

Sikap Nabi Muhammad pada masa itu ada rasa kekhawatiran terhadap kecacatan dan stigma dari penyakit kusta. Dalam satu hadis menyebutkan, pergilah dari orang yang terkena kusta seperti bagaimana kamu lari dari singa. Ini menunjukkan bahwa kusta di masa lalu merupakan hal yang cukup ditakuti masyarakat Arab dalam konteks hadis. 

Kusta termasuk penyakit menular yang penularannya dari beberapa faktor yaitu memiliki kontak erat yang lama dengan OYPMK dan imunologis. Terjadinya stigma di lingkungan masyarakat tentang kusta, akibat dari ketidaktahuan dan minimnya informasi, terutama di wilayah pelosok.

Stigma diskriminasi sebenarnya berasal dari ketidaktahuan masyarakat. Meskipun kusta adalah penyakit yang menular, tapi tidak menular begitu saja. Diantaranya faktor yang menyebabkan tertular adalah faktor kontak yang cenderung kontak sangat erat.

Dalam kisah Nabi Ayub AS, penyakit kusta sangat populer, banyak versi yang mengatakan beliau mengalami sakit kulit atau kolera. Akan tetapi yang jelas sakitnya Nabi Ayub AS menjadi ujian dan sekaligus mukjizat.  Pada taraf tasawuf, menerima sakit bagi seorang muslim itu suatu keridhoan agar menempatkan diri terhadap takdir Tuhan. Penyakit kusta yang dialami oleh Nabi Ayub AS bukan sebuah kutukan, namun sebagai ujian dan peringatan kepada seluruh manusia agar ikhlas menerima takdirNya.

Menariknya sikap Nabi adalah mengajarkan doa untuk kesembuhan dari penyakit kusta. Serta mengajarkan untuk tidak diskriminasi terhadap penderita kusta. Dokter Iqbal menambahkan bahwa Rasulullah SAW ini pernah memegang tangan Seorang pendeta kusta.

Bapak Pendeta Emeritus yang Pernah Mengalami Kusta

"Bapak Pendeta Emeritus Corinus Leunufna" menjelaskan kisahnya yang pernah mengalami kusta. Awalnya ada gejala mati rasa pada kaki. Setelah diperiksa di Puskesmas, benar saja beliau terinfeksi kusta.

Namun Setelah divonis bahwa beliau menderita penyakit kusta yang beliau takutkan adalah stigma masyarakat seperti apa nantinya? Bukan takut pada penyakitnya.Ternyata beliau bisa melewatinya dan dinyatakan sembuh setelah minum obat satu tahun penuh.

Kusta Dalam sudut Pandang Agama Kristen

Dalam ajaran Kristen, penyakit kusta ini setidaknya disebut hingga 23 kali pada kitab perjanjian lama dan juga kitab perjanjian baru. Saat itu informasi kesehatan belum seperti sekarang, sehingga penderita kusta sering dihindari dan ditinggalkan sendiri di dalam goa-goa atau kuburan-kuburan, jelas Pdt. Emeritus Corinus Leunufna

Dan tidak pernah sekalipun Yesus mengajarkan dan melakukan mengucilkan penderita kusta. Wujud cinta kasih Yesus ini seperti yang tertuang dalam Injil Matius 8 Ayat 1-3 yang berbunyi, (1) Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, (2) Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, (3) Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu.

Jadi janganlah penyakit kusta ini mendapatkan diskriminasi di keluarga dan juga lingkungan masyarakat. Karena orang yang mendapatkan cobaan penyakit ini butuh dukungan dan juga semangat dari mereka. Jangan malah di kucilkan atau bahkan di suruh pergi jauh. Karena mereka akan menjadi lemah dan putus asa kalau mendapatkan diskriminasi. 

Tentang NLR Indonesia

NLR Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang mengupayakan Indonesia bebas kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta melalui strategi 3 zero (nihil), yaitu nihil penularan, nihil disabilitas dan nihil eksklusi. NLR Indonesia juga membantu anak-anak yang pernah mengalami kusta dan anak dengan disabilitas agar tumbuh dan berkembang secara optimal.





Komentar