Sosok Inspiratif Kartini Go Global Yang Hadir Di BNI Xpora Smesco

 


Siapa yang tak kenal dengan sosok Kartini. Pasti semua kenal dengan sosok Ibu RA Kartini, terutama para perempuan di Indonesia. Yess Kartini adalah sosok yang sangat menginspirasi kita semua para perempuan Indonesia. Kegigihannya, keberaniannya dan juga kepintarannya membuat para perempuan bisa sejajar dengan laki-laki. Oleh sebab itulah setiap tanggal 21 April kita memperingati Hari Kartini. 

Remaja perempuan bisa mencontoh dan menjadikan idola beberapa sosok Kartini-Kartini milenial yang bertalenta di bidangnya masing-masing. Tidak hanya cerdas, mereka juga mandiri, hebat, dan menginspirasi layaknya R.A Kartini sehingga pas dijadikan panutan para remaja milenial. 

Iya beruntungnya saya mendapatkan kesempatan untuk hadir di acara yang diselenggarakan oleh BNI bersama komunitas Ayo Naik Kelas dan Rumah BUMN BNI di BNI Xpora, yang bertema Kartini Milenial Go Ekspor pada Selasa 19 April 2022 yang berlokasi di Smesco Jakarta. Di acara tersebut menghadirkan dua Kartini Milenial yang sudah go global. Keren banget karena mereka bisa membuat perempuan-perempuan lainnya bisa berkarya dan memiliki penghasilan. 

Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau RA Kartini juga berjasa sebagai pengerak ekonomi lokal melalui kerajinan ukir Jepara hingga menembus pasar Eropa. Semangat wirausaha RA Kartini Go Global ini yang menjadi latar belakang acara Kartini BUMN BNI. 

Acara ini menghadirkan dua sosok Kartini masa kini yang berjuang pada bidangnya masing - masing. Dua sosok yang sangat menginspirasi ini adalah Aling Nur Naluri Widianti yang berhasil mendirikan Salam Rancage sebagai wadah pemberdayaan ekonomi bagi ibu rumah tangga dengan membuat kerajinan tangan berbahan dasar kertas daur ulang hingga berhasil di ekspor ke benua Amerika dan Eropa. 

Sedangkan sosok inspirasi kartini yang kedua adalah Wisni Indarto yang berhasil membuat koleksi kebaya kutubaru dengan konsep kasual, menarik dan kekinian supaya generasi muda lebih bangga dengan busana warisan bangsa sendiri.  


Aling Nur Naluri Widianti adalah sosok perempuan yang sangat  menginspirasi yaitu pendiri Salam Rancage. Aling membuat kerajinan tangan dari limbah koran yang dikelola menjadi dekorasi rumah hingga suvenir. Peminatnya tidak hanya perusahaan besar dalam negeri namun sudah menembus pasar mancanegara. Uniknya, para perajin merupakan para ibu yang juga aktif memelihara lingkungan. 


Ide mendirikan Salam Rancage datang dari Aling Nur Naluri Widianti (35) dan Tri Dewi Permana pada tahun 2012. Rencana awal, kontribusi dilakukan dengan memperluas bank sampah yang sudah ada. Sayangnya rencana ini kurang sukses hingga muncul ide untuk mendaur ulang sampah agar punya nilai jual.


Akhirnya saat ini Aling dan para ibu ibu sekitar mengolah limbah koran menjadi kerajinan tangan. Koran dianggap punya nilai jual cukup tinggi dan proses daur ulangnya juga lebih mudah dibanding plastik. Kemudian Aling mulai mencari perajin, membidik para ibu rumah tangga atau wanita yang kerja di sektor informal. Alasannya, masyarakat sekitar didominasi para wanita ini. Selain itu, cara produksi dengan teknik melinting dan menganyam juga dirasa memang pas dikerjakan perempuan. Saat ini Salam Rancage sudah memiliki 97 perajin yang terbagi dalam beberapa komunitas di Bogor dan Jakarta. 


Akhirnya kini usahanya membuahkan hasil.  ibu ibu disekitar Bogor yang ikut berkreasi menganyam kertas bisa tertawa bahagia karena saat ini sudah memiliki kesibukan sekaligus penghasilan sendiri. Selain mengerjakan ketrampilan tangan Aling juga menggerakkan ibu ibu sekitar menanam tanaman yang bisa menghasilkan, seperti menanam sayuran, umbi-umbian dan buah - buahan yang hasilnya bisa diolah dan dijual oleh warga sekitar. Sungguh sosok perempuan yang sangat menginspirasi untuk para milenial saat ini. 


Sementara sosok Inspirasi perempuan kedua yaitu Wisni Indarto. Di tengah derasnya arus tren fashion, ternyata masih ada orang yang begitu peduli dengan warisan bangsa. Pasalnya, Millennial dan Gen Z kerap dihadapkan dengan banyaknya tren fashion kekinian sehingga belum banyak orang yang konsisten mengenakan batik. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk Wisni Indarto.


Kecintaannya pada kutubaru dan batik, membawa Wisni menempuh perjalanan mencari jati diri sebagai perempuan Indonesia. Berawal dari memakai kutubaru dan batik sebagai baju sehari-hari, akhirnya Wisni melebarkan sayapnya dengan membuka bisnis Saung Batik WDrupadi.


Wisni Indarto mengenakan kutubaru dan batik setiap hari. Semua itu dilakukan Wisni untuk menanamkan kecintaan terhadap batik pada masyarakat Indonesia. Melalui acara ini Wisni Indarto pun berbagi pandangannya tentang batik dan kisah inspiratif di balik bisnisnya. Karyanya sudah sampai ke mancanegara. Wisni mengatakan dia sangat senang dan bangga kalau kutubaru dan batiknya dipakai oleh orang Indonesia yang menetap di Luar Negeri. Artinya dia berani memakai warisan bangsa sendiri meski bukan dinegara nya. Sekaligus juga dia memperkenalkan dan mempromosikan warisan Indonesia pada warga luar sana. 


Saya sangat kagum pada dua sosok Kartini Milenial yang sudah bisa go ekspor dan go global. Sosok perempuan ini bisa dijadikan contoh untuk para perempuan muda Indonesia. Bahwa kita perempuan juga bisa berkarya dengan sukses dan bisa go global. Bisa maju dan bisa go ekspor. Perempuan juga bisa menjadi profesi apapun dan bisa sejajar dengan laki-laki. Perempuan juga harus punya keahlian dan juga kepintaran agar kita bisa menyalurkan hobi dan juga berkarya dengan hebat. 

Kedua wanita hebat dan menginspirasi, dan juga sudah berhasil mengharumkan nama bangsa. Mengangkat warisan budaya negara sendiri di mancanegara.

Semangat untuk para perempuan Indonesia, perempuan milenial, semoga kita bisa meneruskan perjuangan RA Kartini. Dan bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Komentar