Kenali Dan Obati Penyakit Hepatitis Sebelum Terlambat



Siapa yang mau sakit ?
Pasti semua akan jawab, Tidak!
Saya mau sehat, saya mau sehat, tapi lupa menjaga kesehatan dan pola hidup sehat. Tidak peka tehadap penyakit. Dan akhirnya kita akan terlambat mengetahui bahwa kita mengidap penyakit berbahaya.

Oleh sebab itulah wajib bagi kita untuk menjaga kesehatan dan memeriksakan kesehatan secara rutin dan berkala. Supaya kita bisa mendapatkan penanganan secepatnya sebelum terlambat.

Kementerian Kesehatan RI selalu mengingatkan akan bahaya penyakit. Baik penyakit yang bisa di sembuhkan ataupun yang tidak bisa disembuhkan.
Nah...Dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia ke 9 (9th World Hepatitis Day) Kementerian Kesehatan RI mengadakan temu blogger pada Hari Jum'at 27 Juli 2018, di Gedung Dr. Adhyatma lantai 1 Ruang Naranta Biro Komunikasi Dan Pelayanan Masyarakat. Acara ini mengambil tema Deteksi Dini Hepatitis, Selamatkan Generasi Penerus Bangsa.

Acara ini dihadiri oleh dr. Wiendra Waworuntu M.Kes, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI. 
Hari Hepatitis Sedunia menjadi momentum untuk terus meningkatkan perhatian, kepedulian dan pengetahuan berbagai pihak terhadap masalah virus Hepatitis di Indonesia. Pemerintah berharap upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang bahaya Hepatitis dilakukan tidak hanya pada saat peringatan HHS saja, tetapi dapat dilakukan terus menerus dalam setiap kegiatan di masyarakat.

Penyakit Hepatitis ini adalah masalah kesehatan dunia yang serius. Di Indonesia sendiri penyakit Hepatitis berpotensi menimbulkan dampak morbiditas dan mortalitas dan memerlukan perhatian dari berbagai pihak. Bukan hanya pemerintah saja yang harus peduli terhadap penyakit Hepatitis ini, tetapi semua masyarakt harus peduli. Karena penyakit Hepatitis adalah penyakit kronis sebagai silent killer. Banyak orang yang terinfeksi setelah berada pada tahap lanjut atau kronis bahkan sudah terjadi sirosis dan kanker hati.

Indonesia sudah melakukan pengendalian Hepatitis B sejak tahun 2014. Pada tahun 2014 dilakukan pilot project Deteksi Dini Hepatitis B (DDHB) pada ibu hamil di Provinsi DKI Jakarta dan Tahun 2015 DDHB dilaksanakan pada beberapa provinsi pengembangan. Pada tahun 2016 DDHB sudah dilaksanakan secara nasional. Kegiatan DDHB meliputi pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui status Hepatitis B. Jika hasil pemeriksaan ibu hamil yang berstatus Hepatitis B reaktif diberikan HBO (dosis lahir) dan HBIG sebelum 24 jam.

Dengan melaksanakan DDHB berarti telah melakukan upaya Deteksi Dini untuk meyelematkan generasi penerus bangsa di masa depan.  Di tahun 2016 sampai Juni 2018 Pengendalian Hepatitis di Indonesia  akan tercapai.

Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Hepatitis Virus terdiri dari Hepatitis A,B,C,D dan E, antara Hepatitis yang satu dengan yang lainnya tidak saling berkaitan. Virus Hepatitis B telah menginfeksi 2 milyar orang di dunia dan sekitar 240 juta merupakan pengidap virus Hepatitis B kronis. Penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan 170 juta orang dan sekitar 1.500.000 penduduk dunia meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C.

Indonesia merupakan negara dengan pengidap Hepatitis B Nomor 2 terbesar sesudah Myanmar diantara negara-negara anggota WHO SEBAR (South East Asian Regional).

Hepatitis A

Hepatitis A adalah adalah penyakit infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA).

Apakah Hepatitis A dapat di obati ?
Hepatitis A tidak ada pengobatan khusus, pengobatannya hanya bersifat simptomatis dan menjaga keseimbangan nutrisi.

Penularannya :
Penularan nya melalui makanan dan minuman yang tercemar virus Hepatitis Adalah yang berasal dari tinja penderita.
Gejalanya akan muncul 15 - 50 hari (rata-rata 28 hari).

Setelah mengkonfirmasi makanan yang tercemar virus Hepatitis A, gejala yang akan muncul bervariasi bisa ringan sampai berat, berupa :

  • Demam
  • Rasa lemas atau lesu
  • Nafsu makan berkurang atau tidak nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Nyeri pada perut bagian kanan atas
  • Air kencing berwarna teh
  • Ikterus, warna kekuningan yang bisa terlihat pada mata dan kulit
  • Makin muda usia anak gejala yang muncul umumnya tidak khas atau kadang tidak memberikan gejala.
Pencegahannya :
  1. Makanan dan minuman yang di konsumsi sehari-hari bebas dari pencemaran virus Hepatitis A. Antara lain dengan memasak sampai mendidih dengan air bersih sebelum dimakan.
  2. Budayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 
  3. Pemberian Imunisasi Hepatitis A.

Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit yang menyerang hati. Hepatitis B disebabkan oleh Virus Hepatitis B, bersifat akut dan kronik serta dapat mengakibatkan sirosis (pengerasan hati).

Setiap orang bisa tertular Hepatitis B, tetapi beberapa kelompok lebih berisiko (risiko tinggi) terkena Hepatitis B antara lain :
  • Bayi dari ibu penderita Hepatitis B
  • Bekerja dengan darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik)
  • Pengguna jarum suntik tidak steril atau bergantian (penasun)
  • Pengguna tatto, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, menicure dan pedicure tidak steril.
  • Pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita
  • Pasangan homosexual
  • Sering berganti-ganti pasangan.
Gejalanya :
Penderita Hepatitis B biasanya tanpa gejala atau hanya gejala ringan seperti :
  • Cepat lelah
  • Demam
  • Mual, nyeri perut
  • Nafsu makan berkurang
Sebagian besar orang yang menderita Hepatitis B tidak mengetahui telah tertular virus Hepatitis B, oleh karena itu Hepatitis B sering terlambat diketahui.

Penularannya :
Hepatitis B dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh penderita seperti sperma, air liur, cairan otak.

Pencegahannya :
Pemberian kekebalan melalui Imunisasi Hepatitis B
  1. Imunisasi aktif HB 0 diberikan segera setelah bayi lahir (kurang dari 12 jam) lanjutkan 3 dosis pada usia 2,3 dan 4 bulan (sesuai dengan program imunisasi nasional).
  2. Imunisasi pasif (imunoglobulin) diberikan setelah terkontaminasi darah penderita pada bayi baru lahir dari ibu yang menderita Hepatitis B.
  3. Imunisasi pada remaja dan dewasa dilakukan setelah tes laboratorium.
Lakukan pemeriksaan Hepatitis B bagi ibu hamil untuk mencegah penularan terhadap bayi yang dikandung.

Hepatitis B dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko yaitu :
  • Tidak menggunakan alat-alat pribadi (sikat gigi, pisau cukur, pemotong kuku) secara bergantian.
  • Tidak melakukan tatto, tindik, dengan alat yang tidak steril
  • Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian bagi pengguna narkoba suntik
  • Tidak menggunakan alat pengobatan tradisional yang tidak steril (akupunktur, alat-alat bekam)
Hepatitis C

Hepatitis C adalah penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C, bersifat akut dan kronik serta dapat mengakibatkan sirosis (pengerasan hati dan kanker hati).

Untuk mengetahui seseorang tertular Hepatitis C diperlukan pemeriksaan darah (anti HCV).
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah Hepatitis C sehingga pencegahan yang utama adalah menghindari faktor risiko.

Gejalanya :
Penderita Hepatitis C biasanya tanpa gejala atau hanya gejala ringan, seperti :
  • Cepat lelah
  • Mual, nyeri perut
  • Demam
  • Nafsu makan berkurang.
Penularannya :
Hepatitis C dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh penderita. Setiap orang bisa tertular Hepatitis C, tetapi beberapa kelompok lebih berisiko (risiko tinggi) terkena Hepatitis C, diantaranya :
  • Bekerja dengan dan produk darah (kecelakaan jarum suntik)
  • Pengguna jarum suntik tidak steril atau bergantian (IDU)
  • Pengguna tatto, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, menicure dan pedicure tidak steril
  • Pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita
  • Pasangan homosex
  • Sering berganti-ganti pasangan
Pencegahannya :
Hepatitis C dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko yaitu :
  • Tidak menggunakan alat-alat pribadi (sikat gigi, pisau cukur, pemotong kuku) secara bergantian.
  • Tidak melakukan tatto, tindik dengan alat yang tidak steril
  • Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian bagi pengguna narkoba suntik
  • Tidak menggunakan alat pengobatan tradisional yang tidak steril (akupunktur, alat-alat bekam).
Diperkirakan 23 juta penduduk Indonesia pernah terinfeksi virus Hepatitis B (ini artinya 1 diantara 10 penduduk telah terinfeksi), sedangkan penderita Hepatitis C diperkirakan 5 juta orang.

Penyakit Hepatitis A dan E dapat muncul sebagai kejadian luar biasa yang dapat meresahkan masyarakat. Hepatitis A dan E ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh virus tersebut, sedangkan Hepatitis B, C dan D ditularkan melalui darah, hubungan seksual dan kulit terluka.

Nah...begitu mengerikan nya penyakit Hepatitis ini. Oleh sebab itulah mari kita terapkan pola hidup sehat pada diri kita, keluarga dan juga lingkungan. 
Perlu diingat, bila kita mengalami gejala-gejala seperti diatas segera kunjungi dokter dan klinik terdekat. Jangan sampai terlambat, deteksi awal lebih baik dari pada terlambat dan akan mengakibatkan komplikasi yang lebih serius.






.





Komentar

  1. semoga kita dilindungi dari sakit hepatitis ini , :( serem baca sakit kayak gini

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan anda ke blog saya.
Saya sangat senang jika anda meninggalkan pesan pada postingan ini.
Terimakasih