Ibu Melek Nutrisi Demi Wujudkan Generasi Emas 2045


Selasa, tanggal 19 September 2017 saya menghadiri acara Blogger Meeting dengan tema "Mari Menjadi Ibu Melek Nutrisi Demi Wujudkan Generasi Emas 2045". 
Acara Blogger Meeting ini diadakan di Balai Sarwono, Jeruk Purut Jakarta.
Acara ini di prakarsai oleh YAICI Abhipraya, Komunitas Kopi Buku dan kebaya, ini sangat mengedukasi dan memberikan informasi yang bermanfaat seputar anak generasi emas 2045.

Kondisi anak-anak saat ini merupakan gambaran masa depan bangsa. Pemenuhan hak-hak anak, termasuk hak tumbuh kembang, kesehatan, dan pendidikan menjadi penentu utama masa depan Indonesia. Disinilah orang tua harus pintar dan cerdas dalam pemenuhan hak-hak anak. Selain peran orang tua ini juga menjadi tugas pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Generasi Emas 2045.

Acara Blogger Meeting ini dimulai dengan pemaparan dari Dr. Ir. Dwi Hatuti, MSC. Selaku Kepala Divisi Perkembangan Anak, Departemen IKK, FEMA, IPB, Pengelola Labschool Pendidikan Karakter IPB-ISFA.
Dr. Ir. Dwi Hastuti, MSC menjelaskan terkadang orang tua ingin anak-anaknya sempurna. Akan tetapi sebagai orang tua kita tidak boleh menterorir kesalahan anak. Janganlah menghakimi anak-anak kita, apalagi membentak anak dengan kata-kata yang kasar. Anak bukanlah malaikat, jadi sebagai orang tua kita hrs mengerti dan memaafkan akan kesalahan anak. Yang paling tepat buat kita, jika ingin anak kita baik harus kita ajarkan dan kita dampingi disaat tumbuh kembang anak. Agar anak kita tumbuh dengan baik, berperilaku baik dan mau memahami kesalahannya.

Pada dasarnya anak kita masih sangat polos, jadi kita sebagai orang tua lah yang mempunyai kewajiban penuh untuk mengajarkan dan memperkenalkan anak-anak kita dengan hal-hal yang baik saja, seperti :

  • Karena pemikiran anak masih polos seperti kertas bersih, maka berikanlah kesempatan pada anak untuk melihat yang baik.
  • Berikan kesempatan kepada anak untuk berpikir tentang hal baik, anak yang lebih banyak melihat hal baik akan menyimpan nya lebih banyak dalam pikiran.
  • Perlihatkanlah informasi dan pengetahuan tentang hal baik, pengalaman tentang memilih makanan dapat diberikan sejak dini.

Untuk masalah makanan pun orang tua lah yang berperan penting memberikan pemahaman dan edukasi nya. Ajarkan pada anak ketika mengambil makanan dipiring, sebagai konsekwensinya makanan tersebut harus dihabiskan. Mengenal kan berbagai jenis makanan, yaitu makanan yang beragam, bergizi dan berimbang.
Biasakan untuk mengajarkan kepada anak, untuk tidak membuang makanan yang tidak habis. Apa yang dia ambil maka harus dia habiskan. Selain itu berikan anak latihan untuk memilih mana yang baik, dan minta alasannya kepada si anak memilih yang menjadi pilihan nya. Berikan juga contoh dengan akibat atau dampak akan membuat anak lebih mengerti.

Dunia seputar anak telah begitu luas dan tak terbatas.

~ Selain dari orang tua atau guru.
  1. Anak juga belajar dari media massa.
  2. Aneka aplikasi teknologi komunikasi massa.
~ Anak juga belajar dari komunitas.
  1. Peer grup, aneka klub atau grup sosial.
  2. Narasumber atau para ahli.
~ Anak belajar dari dunia.
  1. Search engine : Google, YouTube dan lain-lain.
  2. Perpustakaan online dan lain-lain.

Sangat baik jika kita sebagai orang tua memberikan pengalaman yang selalu di ingat oleh anak, pengalaman yang menyenangkan, berguna, akan meningkatkan motivasi internal.

Hindari suasana stress dan menekan, pengalaman buruk, mencekam, hukuman fisik yang ditujukan agar anak tidak mengulangi perbuatannya, karena akan meningkatkan kontrol eksternal.

Beberapa Fakta - Fakta :

  • Orang tua ingin anak sempurna, cepat bisa, padahal terkadang anak belajar dari kesalahan.
  • Orang tua ingin anak memori yang baik, padahal disekitar nya tiada model, tiada penjelasan dan tiada konsekuensi.
  • Orang tua ingin anak baik, padahal contoh keburukan ada disekitar anak ( televisi, game, lingkungan, sekolah, teman dan lain-lain. )


Dari itulah, marilah kita para orang tua, memberikan contoh yang baik, ajarkan anak yang baik-baik dan jangan hanya menuntut anak sesuai dengan keinginan kita.
Berikan nutrisi makanan pada anak yang baik dan benar, agar anak tumbuh dengan baik dan sesuai dengan keinginan kita. Orang tua yang cerdas dan melek akan nutrisi, maka anak akan cerdas dan pintar juga, berkelakuan baik dan berperilaku sopan. Jadikan anak kita sebagai teman, dan komunikasi harus tetap di jaga.

Pemaparan selanjutnya tentang Gizi Untuk Bayi Dan Anak di jelaskan oleh Narasumber  Professor Dodik Briawan dari SEAFAST(Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology) Centre IPB.
Professor Dodik Briawan menjelaskan kita sebagai orang tua harus memperhatikan benar-benar dalam memberikan makanan pada anak kita. Berikan pangan yang beragam, contohnya :

Pangan Sumber :

  • Energi.
  • Protein.
  • Vitamin.
  • Mineral.
  • Lemak.
  • Karbohidrat

Semua pangan tersebut terdapat dalam, makanan pokok, lauk, sayur, buah dan minum.
Pemberian makanan  untuk bayi usia 0 - 6 bulan, ASI adalah pangan terbaik untuk bayi. Berikan ASI pada bayi minimal 8x sehari siang maupun malam. Bila ASI tidak ada berikan susu formula sesuai petunjuk.

Setelah bayi berusia 6 - 24 bulan, berikan MP-ASI. Tips pemberian MP-ASI komposisi harus beragam yaitu makanan pokok, lauk hewani maupun nabati, sayur dan buah.
Berikan juga pangan tinggi gizi minimal 3x sehari dan untuk ASI tetap masih terus diberikan. Karena ASI sangat penting untuk tumbuh kembang bayi, jadi ASI tetap harus diberikan hingga usia bayi menginjak 2 tahun.



Kebutuhan anak tiap usia berbeda-beda sesuai kebutuhan. Memberikan makanan yang beragam akan membuat anak tidak bosan dan nafsu makannya akan meningkat. Karena saat ini anak Indonesia masih mengalami 2 masalah yaitu kelabihan berat badan dan kekurangan berat badan. Inilah kewajiban kita sebagai orang tua yang berperan aktif dalam memberikan asupan makanan dan nutrisi yang baik pada anak-anaknya.

Rutinlah periksa ke posyandu agar kita tahu perkembangan tumbuh kembang anak. Timbang berat badannya secara rutin, dan berikan juga Imunisasi tepat waktu.
Kebutuhan anak akan pangan sumber berbeda-beda sesuai usia anak. Konsultasi kan selalu kepada dokter agar kita tahu takaran pemberian pangan sumber yang dibutuhkan oleh anak.

Untuk mengontrol masalah gizi pada anak, diperlukan kerjasama dari seluruh pihak. Tujuannya supaya kita semua peduli pada asupan pangan anak. Pemerintah juga sudah seharusnya ikut turun tangan memberikan perhatian lebih terhadap keamanan pangan yang dikonsumsi anak, melalui pengawasan yang ketat terhadap produk pangan yang beredar dimasyarakat. Khususnya makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak.

Produsen makanan agar dapat lebih bertanggung jawab dalam memberikan informasi penggunaan produk yang tepat kepada konsumen. Demi mewujudkan generasi emas Indonesia, seperti yang ditargetkan tercapai di tahun 2045.
#SaveGenerasiEmas2045


Kamis 28 September 2017
tinapurbo@gmail.com

Komentar