Waspada Bahaya DBD, Cegah Dengan 3MPlus Vaksin

 


Masih ingat jelas anak tetangga yang terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) yang hanya dirawat 3 hari dan harus meninggal dunia. Orangtua mana yang tidak shock kalau melihat anak yang berpulang ke Rahmatullah untuk selama-lamanya. Padahal sebelumnya anak ini terbilang sehat bahkan tak terlihat sama sekali sakit. Masih lincah bermain lari-larian bersama teman-temannya didepan rumah saya. Dan anak kecil yang lucu itupun rumahnya terbilang bagus, rapi dan bersih. 

Nah… itulah kita tidak pernah tahu nyamuk demam berdarah ada disekitar kita. Meski kita sudah merasa menjaga lingkungan rumah bersih dan asri, bahaya demam berdarah dengue atau DBD masih bisa mengancam. Pasalnya, nyamuk pembawa virus dengue ini berjenis Aedes aegypti - Aedes albopictus, yang justru suka berkembang biak di tempat yang cenderung bersih. Jika sebelumnya banyak kasus demam berdarah terjadi di pedesaan, maka selama 10 tahun terakhir penyakit ini justru semakin tinggi terjadi di wilayah perkotaan.

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah atau dengue adalah penyakit yang ditularkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue melalui gigitan nyamuk. Ingat semua orang baik tua maupun muda bahkan bayi, berpotensi untuk terkena penyakit demam berdarah ini. 

Dalam acara yang saya hadiri pada Rabu 31 Mei 2023, yang bertempat di Raffles Hotel Jakarta Selatan ini mengajak Masyarakat Waspada Demam Berdarah Ayo #3MPlusVaksinDBD

Acara ini dihadiri oleh para narasumber yang ahli dibidangnya, yaitu :

  • Andreas Gutknecht, General Manager, Takeda Innovative Medicines
  • Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Efid, Kepala Biro Komunikasi Dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
  • Dr.dr. Anggraini Alam, Sp.A (K), Ketua UKK Infeksi Dan Penyakit Tropis, IDAI
  • Ringgo Agus Rahman, Figur Publik
  • Sabai Morschek, Figur Publik.

DBD Bisa DiCegah Dengan #3MPlus Vaksin

Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Efid, Kepala Biro Komunikasi Dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menjelaskan bahwa memasuki musim pancaroba, masyarakat perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Lalu, apa kiat untuk mencegah tersebarnya demam berdarah? Berdasarkan Kementerian Kesehatan, serangan penyakit demam berdarah dapat dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan  di dalam rumah maupun di luar rumah, antara lain melalui peningkatan yang paling efektif dan efisien sampai saat ini yaitu kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3MPlus.

Kegiatan yang dilakukan di 3MPlus adalah Kegiatan utamanya yaitu :

  1. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. 
  2. Menutup yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.
  3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah melindungi diri kita dengan Vaksin Demam Berdarah . Virus Dengue ini punya tipe 1,2,3,4 kalau hari ini kena dengue besok bisa kena tipe lainnya atau tipe yang sama. Makanya tantangan vaksin ini, untuk memasukkan program vaksin ini harus ada kajian dari ITAGI mulai dengan kajian dan area uji coba. Permenkes vaksin ini masih pilihan. Tapi kalau kita merasa kita punya risiko terkena bisa melakukan vaksinasi," jelasnya.

Vaksin dengue tersebut memberikan perlindungan bagi anak-anak dan orang dewasa terhadap keempat serotipe dengue, mencegah penyakit serius dan rawat inap bagi mereka yang tinggal di Indonesia. Jadi kita bisa mencegah Demam berdarah dengan vaksinasi. Vaksin DBD ini juga sudah Direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Siapun tidak ingin kehilangan anggota keluarganya, jadi lindugi anggota keluarga dari demam berdarah dengan Vaksinasi. Karena Vaksin melengkapi perlindungan dari demam berdarah, tidak hanya 3MPlus (Menutup, Menguras, dan Memanfaatkan), tapi 3MPlusVaksin.

Selanjutnya Dr.dr. Anggraini Alam, Sp.A (K) menjelaskan kalau demam berdarah ini paling banyak dialami oleh anak-anak. Mengapa demikian? Hal ini lantaran mobilisasi anak-anak yang cukup tinggi. Anak itu paling berdampak terkena DBD yang menyebabkan kematian. Hal yang paling ditakutkan dari demam berdarah yang menyerang anak-anak adalah karena dampaknya akan jauh lebih buruk jika yang terserang anak-anak.

Kematian tertinggi demam berdarah itu bukan karena trombositnya yang rendah. Dengue yang kita takutkan itu kalau pembuluh darah si pasien bocor. Pembuluh darah itu seperti berlubang bocor cairan keluar. Anak-anak itu presentase tubuhnya lebih besar adalah cairan. Kalau bocor, sulit buat mereka. Itulah mengapa dampaknya lebih buruk dibanding orang dewasa. 

Di sisi lain, beberapa tanda atau gejala yang perlu diwaspadai saat seorang terkena demam berdarah itu didominasi oleh demam tinggi yang tiba-tiba. Anak-anak dengan kondisi ini dampaknya lebih fatal jika terkena demam berdarah jelas Dr.dr. Anggraini Alam, Sp.A (K).

Ada tiga fase Demam Berdarah Dengue, yaitu :

  1. Fase demam dua hingga tujuh hari. Saat fase demam perlu diperhatikan, karena bisa saja menimbulkan kejang pada anak karena kurang cairan. 
  2. Fase kritis, ini berlangsung tiga hingga tujuh. Sementara pada fase kritis juga bisa menyebabkan syok perdarahan yang bisa menyebabkan kejang-kejang sampai menyerang ke otak. 
  3. Fase penyembuhan 5 hingga 9 hari. 

Perlu juga diperhatikan bahwa ketika demam turun di sanalah kita harus berhati-hati. Ini tanda bahaya, karena orangtua berpikir demam anaknya turun. Justru tidak, demam turun justru ada di fase kritis.

Aktor Ringgo Agus Rahman dalam acara ini pun dirinya mengaku trauma hingga ingin pindah ke Islandia lantaran sudah dua kali terpapar demam berdarah. Diungkap suami dari Sabai Morscheck ini, dia pertama kali terkena demam berdarah saat berusia 15 tahun atau tepatnya pada masa Sekolah Menengah Pertama atau SMP. Saat terkena demam berdarah pertama kali, dirinya mengalami demam tinggi hingga mengaku tak kuat lantaran suhu tubuhnya yang begitu tinggi.

Sementara itu, demam berdarah kedua yang dialaminya terjadi pada November 2022 lalu. Namun gejala demam berdarah keduanya itu tidak lebih ringan dibanding yang pertama. Ringgo mengaku merasa tidak nyaman saat malam hari jelang tidur. Hingga akhirnya, merasa tak kuat dan harus dibawa ke rumah sakit serta dirawat selama 8 hari.

Tak hanya Ringgo saja, anak keduanya yang bernama Mars juga harus merasakan hal yang sama dengannya. Baru berusia satu tahun, Mars juga sempat terkena demam berdarah di tahun 2021 lalu. 

Nah...ngeri kan Demam Berdarah Dengue ini. Banyak yang tertolong banyak juga yang harus mengalami kematian. Jadi Yuk #Ayo3MPlusVaksinDBD untuk melindungi kita dan keluarga kita dari bahaya Demam Berdarah Dengue.

C-ANPROM/ID/QDE/0141 | Aug 2023

Komentar