Ngopi Virtual Pegadaian, Membantu UMKM Untuk Bangkit Kembali

 


Dua tahun ini ekonomi negara kita menurun drastis. Akibat pandemi hampir semua lapisan masyarakat merasakan dampak yang sangat hebat. Ada yang kehilangan pekerjaan, ada yang usahanya bangkrut dan gulung tikar, ada yang masih bertahan tapi pemasukan turun dan masih banyak lagi dampak lainnya.

Saya termasuk salah satu yang terkena dampak dari pandemi ini. Sebelum pandemi suami saya bekerja d sebuah perusahaan bahan baku obat. Saya sendiri juga bekerja sebagai influenceer sekaligus menjadi umkm kuliner. Di awal pandemi suami sudah menerima dampak nya yaitu kehilangan pekerjaan dan tanpa pesangon sedikitpun. Iya memang pekerjaan suami adalah pekerjaan yang tidak bisa dilakukan dirumah, jadi mau tidak mau saat PSBB di terapkan kami harus menerima keadaan yang sangat buruk. 

Selain suami pekerjaan saya pun berdampak. Saya mulai sepi job, dan usaha kecil-kecilan saya mulai sepi pelanggan. Sedih sudah pasti, karena memang saya harus putar otak dengan kondisi yang tidak saya duga sebelumnya. Tapi mau gimana lagi, semua memang terkena dampaknya. Bukan hanya saya bahkan puluhan UMKM di seluruh Indonesia pun merasakan dampak yang sama. 


Padahal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Namun ketika pandemi datang UMKM lah yang paling berdampak. Hal itu terlihat dari kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia terus meningkat sampai sekitar 60% di masa pra pandemi.

Penyerapan tenaga kerja oleh UMKM juga sangat tinggi dan terus bertumbuh mencapai 96,99% – 97,22% dengan jumlah pelaku UMKM mencapai 62 juta atau sekitar 98% dari pelaku usaha nasional.

BULAN INKLUSI KEUANGAN 2021

Oleh sebab itulah disaat moment Bulan Inklusi Keuangan 2021 ini, pegadaian menggelar acara online Bertajuk Ngobrol Virtual Literasi Finansial Pegadaian (NGOPI). Acara ini mengangkat tema “ Inklusi Keuangan Untuk Semua, Bangkitkan Ekonomi Bangsa”. Acara ini diadakan selama 2 hari berturut-turut di tanggal 27 dan 28 Oktober 2021. Acara Ngobrol Virtual Literasi Finansial Pegadaian (NGOPI) dihadiri oleh :

  • Kuswiyoto – Direktur Utama PT Pegadaian
  • Damar Latri Setiawan – Direktur Jaringan Operasi & Penjualan PT Pegadaian
  • Ridwan Arbiansyah – Direktur Sumber Daya Manusia PT Pegadaian
  • Meika Hazim  Founder Dalem Indonesia,
  • Nicky Clara – Disability Womenpreneur 
  • Sukma Febriana, Riana Rifani & Pingkan Podung Milenial Pegadaian. 

Dan kerennya acara ini disambut baik oleh para UMKM, terbukti bisa menjaring 6000 pendaftar dari berbagai kota di Indonesia, keren banget kan.

PERLU ADANYA EDUKASI LITERASI KEUANGAN MASYARAKAT

Literasi keuangan masyarakat masih sangat minim. Khususnya para perempuan, perlu adanya edukasi literasi keuangan. Oleh sebab itulah wawasan dan informasi literasi keuangan pada masyarakat sangat penting. Apalagi saat kondisi seperti saat ini. Keadaan serba sulit banyak yang tidak bisa berpikir positif. Terutama dalam soal akan kebutuhan uang. Yang ada di pikiran masyarakat adalah solusi mudah yang bisa membantu keuangannya. Tidak berpikir panjang, sampai-sampai banyak yang menjadi korban pinjaman online ilegal. Padahal itu bukan solusi malah akan bertambah masalah. Pinjaman online ilegal memang memberikan kemudahan dalam hal pinjaman, tapi hal buruk dibelakang akan sangat menyeramkan. Makanaya kita perlu adanya informasi literasi keuangan agar kita bijak dalam berhutang.

Dalam moment Bulan Inklusi Keuangan 2021 Pegadaian menyelenggarakan ragam program menarik. Mulai dari kegiatan edukasi keuangan, program discount, cashback, point, bonus dan rewards, fasilitas kredit bagi UMKM, pameran virtual, hingga kampanye dan publikasi. Beragam kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai upaya menciptakan keuangan inklusif bagi seluruh lapisan dan salah satu segmen yang menjadi fokus Pegadaian saat ini adalah UMKM dengan perannya yang cukup vital dalam melakukan percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional di tengah masih berlanjutnya situasi pandemi. Sejalan dengan dibentuknya ekosistem ultra mikro, Pegadaian terus melakukan upaya untuk memperluas akses permodalan bagi para pelaku bisnis ultra mikro. 


Direktur Jaringan Operasi dan Penjualan PT Pegadaian Damar Latri Setiawan yang hadir sebagai pembicara kunci menyampaikan bahwa Holding Ultra Mikro (UMi) antara BRI, Pegadaian, dan PNM dapat mengembangkan segmen Ultra Mikro dengan lebih baik. Setidaknya terdapat enam proporsi nilai yang ditawarkan UMi yaitu penawaran produk yang komprehensif, titik akses nasabah yang luas dengan adanya Co-Location, pemahaman kebutuhan nasabah dengan lebih baik melalui integrasi dan analitik big data, kemudahan akses ke Micro Payment Ecosytem & Beyond Banking, dan UMKM Go Digital.

“Pemanfaatan Co-Location atau Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM), mendorong terjadinya kolaborasi dalam pemanfaatan teknologi informasi, pengembangan produk dan layanan, pemasaran, dan termasuk pengembangan sumber daya manusia sehingga pelaku bisnis ultra mikro mendapatkan kemudahan akses fasilitas kredit dengan tarif sewa modal yang kompetitif dan ragam bundling produk.

Oleh sebab itulah Pegadaian terus menunjukkan komitmennya untuk menguatkan literasi keuangan masyarakat sesuai arahan Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan dengan rutin melaksanakan kegiatan edukasi keuangan. “Literasi keuangan menjadi sangat penting agar masyarakat mampu memilih produk dan layanan keuangan sesuai kemampuan dan kebutuhannya. Sehingga masyarakat tidak terjebak dalam layanan keuangan ilegal dan investasi bodong yang marak terjadi saat ini. 


Acara ini juga dihadiri oleh Founder nDalem Indonesia Meika Hazim. Produk Coklat Ndalem ini dimulai tahun 2013. Owner lokal Coklat Ndalem ini sangat inspiratif. Produksi Coklat Ndalemnya ini bertujuan mengenalkan budaya Indonesia melalui produk makanan. Meika juga aktif melakukan pemberdayaan petani coklat di Yogyakarta dan berbagai program pengembangan UMKM.

Semoga dengan program pinjaman yang diberikan oleh pegadaian bisa menjadi bangkitnya UMKM kembali. Agar ekonomi negara juga akan cepat pulih. Lietarasi keuangan juga perlu ditingkatkan lagi. Harus terus diberikan edukasi agar literasi keuangan khusus nya perempuan semakin melek dan tidak akan mengambil langkah yang salah. Berfikir panjang plus minusnya sebelum ambil keputusan.

Komentar