Peran Perempuan Dalam Menghadapi Pengaruh Media Sosial



Assalamu'alaikum Wr. Wb

Saat ini kita dihadapkan pada era digital, dimana segala sesuatu menjadi lebih mudah dan lebih modern. Perkembangan zaman memberikan dampak besar terhadap kehidupan sosial masyarakat dunia. Konektivitas internet merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki dan menjadi tren yang berkembang pesat sekarang ini, salah satunya media sosial.

Media sosial adalah wadah untuk menyebarkan informasi dan menceritakan aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat. Seperti facebook, twitter, instagram, WhatsApp dan YouTube. Para pengguna media sosial ini berdampak pada kesetaraan gender. Karena dengan adanya media sosial perempuan menjadi tidak gaptek (gagap teknologi) lagi. Para perempuan sudah pintar mencari informasi apapun melalui media sosial. Tapi perempuanpun harus cerdas menggunakan media sosial agar menjadi hal yang positif.

Nah...beruntung sekali saya sebagai seorang perempuan bisa menghadiri acara Seminar Sehari bersama Kementerian Agama, dengan tema perempuan dan media sosial. Peran perempuan dalam menghadapi pengaruh media sosial dalam menjaga ketahanan keluarga. Acara ini diadakan pada tanggal 17 Oktober 2019 bertempat di Auditorium KH M Rasjidi Kemenag RI.

Dalam acara ini hadir narasumber yang sangat luar biasa. Acara di buka dengan sambutan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, MA. Bapak Muhammadiyah Amin menjelaskan bahwa kemajuan teknologi dan kesadaran masyarakat dalam menggunakan gadget dan media sosial harus dengan cerdas dan bijak. Karena bagaimapun gadget dan media sosial sangat berpengaruh besar pada kehidupan sehari-hari. Para orangtua pun harus senantiasa bijak menggunakan media sosial, agar tidak mrugikan keluarga dan mencegah hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga dan juga orang sekitar.

Pemaparan kedua dilanjutkan oleh Penasihat Dharma Wanita Kementerian Agama, Ibu Trisna Willy Lukman Hakin S. Ibu Trisna Willy Lukman Hakim menjelaskan bahwa diera digital membuat kita harus lebih berhati-hati lagi. Peribahasa mengatakan "mulutmu harimaumu", tapi saat ini jarimu harimaumu. Perempuan harus cerdas menggunakan media sosial. Karena media sosial bagaikan pisau yang sangat tajam. Kalau kita salah menggunakannya maka pisau akan menyelakai diri sendiri, tetapi jika benar pemakaiannya akan sangat bermanfaat.

Hati-hati menggunakan media soial, karena media sosial akan berdampak kepada keluarga juga masyarakat lainnya. Bijaklah untuk selalu menerima berita, telusuri dulu kebenarannya, agar tidak cepat percaya dengan berita Hoax. Jadikan media sosial untuk mendapatkan edukasi yang bermanfaat dan berguna bagi para perempuan. Karena media soial juga ada sisi baiknya dan juga sisi buruknya, tergantung bagaimana kiita menggunaknnya. Sebagai seorang perempuan kita juga harus menjaga ketahanan keluarga. Karena saat ini banyak terjadi kasus perceraian dikarenakan media sosial. Seharusnya media sosial menjadi wadah mendapatkan ilmu dan edukasi bukan menjadi jembatan perceraian.

Dengan adanya berbagai kasus yang bersumber para media sosial, maka pemerintah berupaya untuk meretreksi akses internet jelas Prof. dr. Henry Subiakto, Staf Ahli Kemkominfo Bidang Hukum.  Bapak Henry Subiakto menjelaskan keluarga harus meretriksi akses internet terhadap anak. Ini adalah menjadi tugas bersama, bukan hanya pemerintah saja. Peran yang sangat penting membatasi akses internet pada anak adalah kedua orang tuanya. Orang tua harus bisa memanagement waktu pemakaian internet pada anak-anaknya, agar anaknya tidak menjadi kecanduan internet yang akan berakibat buruk pada anak. Orang tua juga harus menghindari penyebaran konten negatif dan perbanyak konten-konten positif.

Dalam hal ini pun pemerintah berusaha sekuat tenaga untuk menghapus situs situs yang tidak seharusnya ditonton oleh anak-anak. Peratuiran pun dibuat untuk membantu pemerintah dalam merestriksi internet untuk anak. Orang tua harus mengawasi anak secara langsung ketika anak menggunakan internet. Orang tua pun diharapkan mengaktifkan fitur yang dapat membantu anak agar tidak bisa mengakses website yang dilarang dan berbahaya.

Anak antara usia 12 sampai 17 tahun, 80% pemakaian media sosial setiap hari. Anak laki-laki cenderung lebih sering bermain game online, sedangkan anak perempuan mendominasi media sosial. Disinilah peran kedua orang tua harus lebih ketat lagi, agar anak tidak berkomunikasi dengan orang asing lewat media sosial. Orang tua juga bisa memastikan pengaturan privasi akun media sosial, agar dibuat privat dan hanya bisa dilihat oleh kawan-kawannya yang dikenal saja.

Kemungkinan apapun bisa terjadi melalui media sosoal, baik orang tua maupun anak harus berhati-hati mennggunakannya. Jangan malah menjadi bahaya buat diri sendiri dan juga buat keluarga. Rekam digital kita akan selalu ada dan tidak akan hilang sampai kapanpun. Oleh sebab itulah mari bijak berinternet.

Pemaparan selanjutnya yang tidak kalah menariknya yaitu pemaparan dari Erik Mubarok, Praktisi Media  Sosial yang memberikan beberapa tips membentuk keluarga multimedia berselancar dunia maya. Yaitu dengan membuat kesepakatan dengan anak mengenai time out dan rewards akan penggunaan gawai. Saat ini penggunaan teknologi sudah sangat melekat dan menjadi bagian dari hidup saat ini dan juga waktu mendatang.

Penggunaan internet tidak untuk hal yang negatif, pastikan orangtua wajib melek teknologi dan mengajarkan anak dan keluarga untuk memposting hal yang positif. Kalau kita benar menggunakan media sosial maka banyak manfaat yang positif yang kita dapatkan. Media sosial juga bisa menghubungkan kita pada teman lama, keluarga yang jauh dan bisa juga menghasilkan dengan berjualan online. Oleh sebab itulah jadikan media soial hal yang positif. Ajarkan pada anak dan keluarga bahwa hal baik banyak bersumber dari media sosial.

Yuk...mulai dari sekarang, mari sama-sama bijak dalam menggunakan media sosial. Karena jika kita salah menggunakan media sosial, maka dampak yang terjadi bukan hanya pada diri sendiri, tapi akan berdampak pada keluarga, lingkungan sekitar dan juga masyarakat lainnya.
Sebagai orangtua ajarkan dan beri pengertian pada anak dalam penggunaan internet, agar anak menjadi cerdas berinternet dan berdampak hal yang positif.

Ketahanan keluarga harus dilakukan oleh orangtua, dengan cerdas berinternet.


Komentar