Mata Sehat Dan Lawan Obesitas Untuk SDM Unggul


Assalamu'alaikum Wr. Wb
Apa khabar teman-teman semua, semoga dalam keadaan baik.
Seberapa besar sih kalian menjaga kesehatan mata. Mata adalah organ tubuh yang sangat penting sekali. Oleh sebab itulah mata harus dijaga dan dirawat dengan sebaik mungkin. Bayangkan kalau mata kita sakit atau tidak bisa melihat sama sekali. Pasti kalian akan sangat sedih dan hancur sekali hatinya.

Nah...oleh sebab itulah, kita yang diberi anugerah mata yang sehat dan bisa melihat dan menikmati keindahan dunia, harus dirawat sebaik mungkin. Lakukan penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan.

Selasa 08 Oktober 2019 saya berkesempatan menghadiri acara Kementerian Kesehatan RI dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia. Hari Penglihatan Sedunia ini diperingati pada Minggu kedua di bulan Oktober setiap tahunnya. Acara ini bertujuan untuk mengajak masyarakat dan memberikan edukasi agar menjaga kesehatan mata kita dengan baik.
Narasumber yang hadir dalam acara ini adalah : Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (P2PTM), dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes, dr.M.Siddik, SpM dari PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) dan Yudhi Adrianto, S.GzRD dari PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia).

Mata Sehat SDM Unggul


dr.M.Siddik, SpM dari PERDAMI (Persatuan Dokter Spesialis  Mata Indonesia) menjelaskan bahwa mata adalah penyakit berbahaya tetapi tidak menular. Oleh sebab itulah dianjurkan menjaga mata kita dari berbagai macam penyakit. Lindungi mata kita dari debu, kotoran, sinar ultra violet dan juga konsumsi buah dan sayur agar mata terhindar dari berbagai macam penyakit mata yang berakibat pada kebutaan.

Ada beberapa penyakit mata yang berbahaya dan akan berakibat pada kebutaan. Penyakit mata berbahaya diantaranya :
  • Kelainan Refraksi
  • Katarak 
  • Glaukoma
  • Retinopati Diabetik
Kelainan Refraksi
Kelainan Refraksi adalah kelainan mata yang banyak terjadi di masyarakat. Untuk dapat melihat suatu benda dengan jelas, bayangan benda tersebut harus dapat ditangkap oleh retina mata, dengan kata lain sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga yang masuk ke mata harus difokuskan tepat pada retina.

Ada beberapa Jenis Kelainan Refraksi, diantaranya :
  1. MYOPIA (RABUN JAUH), yaitu kesulitan melihat jauh dengan jelas.
  2. HIPERMETROPI (RABUN DEKAT) yaitu kesulitan melihat dekat dengan jelas.
  3. PRESBIOPIA (RABUN DEKAT USIA LANJUT) yaitu suatu perubahan fisiologis yang terhjadi pada usia 40 tahun keatas dimana daya akomodasi berkurang, hingga kemampuan melihat dekat atau membaca berkurang.
  4. ASTIGMATISM (SILINDRIS) yaitu Distorsi penglihatan akibat kelengkungan kornea dan lensa yang tidak sama di berbagai meridian.
Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan atau tidak mampu melihat dengan jelas.

Gejala Katarak Antara Lain :
Penglihatan kabur, berasap, berselaput. Ciri khas nya adalah orang yang menderita katarak seperti melihat dari balik air terjun atau kabut putih.
Silau
Sulit mendapatkan ukuran kaca mata yang tepat.
Untuk penderita katarak tingkat lanjut, biasanya tampak bagian putih di daerah orang - orangan mata.
"Katarak merupakan penyebab terbesar kebutaan di Indonesia".

Glaukoma
Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan meningkatnya tekanan pada bola mata yang merusak serabut saraf retina. Kerusakan ini bersifat permanen, dan dapat berakhir pada kebutaan. Glaukoma juga dapat disebabkan oleh Hipertensi dan Diabetes Melitus.

Gejala Glaukoma diantaranya adalah :

Gejala Glaukoma yang paling sering adalah nyeri pada mata, sakit kepala, melihat bayangan di sekeliling cahaya lampu, mata memerah, mual atau muntah, pandangan samar dan penglihatan yang makin menyempit hingga pada akhirnya tidak dapat melihat sama sekali.
"Glaukoma adalah SIPENCURI PENGLIHATAN. Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak".

Retinopati Diabetikum
Retinopati Diabetikum adalah gangguan pembuluh darah mikro (mikroangiopati) yang mengenai Pembuluh Darah Prekapiler, Retina, Kapiler dan Venula, sehingga menyebabkan penyumbatan (oklusi) mikrovaskuler dan kebocoran vaskuler, akibat kadar gula darah tinggi dan lama.

Gejala Retinopatik diabetik adalah : penglihatan yang kabur, sulit melihat saat malam, munculnya benang tipis dalam penglihatan, penglihatan yang ber ubah - ubah, etidak mampuan untuk melihat warna dengan benar, adanya titik gelap atau lubang dalam pandangan, kehilangan kemampuan penglihatan ( dalam tahap lanjut ).

Selain itu masih banyak sekali penyebab lain yang terjadi dan memicu sakit mata, yang kita tidak sadari dan sering kita lakukan sehari - hari.
Untuk itu lakukan penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan sejak dini, agar terhindar dari bahaya sakit yang terjadi pada mata kita.

Untuk mencegah terjadinya gangguan penglihatan dan kebutaan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :
  • Menghindari membaca dengan jarak yang terlalu dekat.
  • Membaca di tempat terang atau tempat dengan tingkat pencahayaan yang cukup.
  • Tidak membaca dengan tiduran.
  • Tidak menonton televisi pada jarak yang terlalu dekat.
  • Menghindari penggunaan computer dengan jarak monitor ke mata terlalu dekat.
  • Melakukan gerakan atau olah raga mata agar menjadi lebih kuat dan elastis.
  • Komsumsi makanan yang mengandung Vitamin A dan diet gizi yang seimbang.
  • Istirahat yang cukup.
  • Hindari asap rokok.
Apabila mata kita mengalami masalah mata seperti yang diuraikan diatas, sebaiknya lakukan pemeriksaan mata lebih lanjut, agar dapat ditangani lebih cepat.
Pemeriksaan gangguan penglihatan mata dapat dilakukan di berbagai Rumah Sakit ataupun klinik.

Lawan Obesitas SDM Unggul

Dalam acara ini juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (P2PTM) dr. Cut Putri Arianie, M.H.KES menjelaska jumlah penderita obesitas terus meningkat, bahkan Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia. Perilaku makan dan aktivitas saling berkontribusi terhadap faktor risiko obesitas seseorang

Ketika seseorang sudah terindikasi Obesitas maka dianjurkan untuk menerapkan Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS). Beberapa kegiatan yang dianjurkan di antaranya meningkatkan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat, pemeriksaan kesehatan berkala, dan lainnya.

Beberapa tahapan yang bisa dilakukan agar terhindar dari obesitas, di antaranya :

1. Mengubah gaya hidup
Beberapa gaya hidup yang berpotensi meningkatkan faktor risiko obesitas antara lain kebiasaan merokok, konsumsi gula dan garam berlebih, kurangnya aktivitas fisik, serta kurang konsumsi sayur dan buah. Tetapi bukan berarti konsumsi gula, garam dan lemak dilarang sepenuhnya. 

Hal terpenting adalah mengkonsumsi seperlunya. Untuk gula dianjurkan tidak lebih dari empat sendok makan (50 gram) perhari, garam maksimal 1 sendok teh (2 gram) dan lemak maksimal 5 sendok makan (67 gram).
"Tetap butuh asupan gula, garam, lemak namun tidak berlebihan", jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes, Cut Putri Arianie.

Untuk itu, masyarakat juga dianjurkan untuk semakin jeli melihat label gizi pada kemasan makanan sehingga bisa menakar asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh.

2. Mengukur kelayakan berat badan
Obesitas dapat dicegah, untuk mengetahui apakah berat badan kita masih normal atau tidak, perlu dilakukan penghitungan indeks massa tubuh (IMT). Penghitungan IMT bisa dilakukan melalui kalkulator online atau menggunakan rumus berat badan berbanding kuadrat tinggi badan

"IMT tidak boleh lebih dari angka 27. Jika menghitung IMT dirasa terlalu rumit, kita bisa mengukur lingkar pinggang. Usahakan lingkar pinggang perempuan tidak melebihi 81cm dan laki-laki tidak lebih dari 90cm.

3. Meningkatkan aktivitas fisik
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes 2013 juga menyebutkan bahwa dua atau tiga orang Indonesia kurang melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu, peningkatan aktivitas menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Salah satu upaya mencegah obesitas, misalnya membiasakan masyarakat untuk aktivitas yang melibatkan otot motorik seperti berolahraga. Olahraga di sini tak mesti berupa olahraga formal, seperti pergi ke pusat kebugaran atau mengikuti kelas-kelas lainnya. Setidaknya, otot motorik digerakan selama 30 menit perhari.

Nah...itulah beberapa cara agar kita terhindar dari Obesitas yang akan memicu berbagai macam penyakit. Baik penyakit berbahaya maupun penyakit tidak berbahaya.
Yuk...sama-sama kita dukung Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) supaya 2025 - 2035 masyarakat Indonesia memiliki kesehatan yang baik. Dan Indonesia dapat menciptakan Gerakan Lawan Obesitas Untuk SDM Unggul.









Komentar