Superqurban Solusi Ketahanan Pangan Indonesia


Setiap tanggal 10 Dzul Hijjah semua umat Islam merayakan hari Raya Idul Adha. Bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha sebagai umat muslim kita di sunnahkan untuk berqurban yaitu menyembelih hewan qurban untuk kemudian dibagi-bagi untuk seluruh umat Islam di suatu daerah.

Hewan qurban bisa kambing ataupun sapi sesuai kemampuan masing-masing individu. Penyembelihan hewan qurban sendiri yaitu sesudah terbit matahari pada hari Raya Idul Adha. Sesudah itu boleh menyembelihnya di hari mana saja yang termasuk hari-hari Tasyrik, baik malam ataupun siang. Setelah tiga hari tersebut tidak ada lagi waktu penyembelihan qurban lagi.

Dalam hal ini para ulama mengatakan, yang afdhal adalah memakan daging qurban tersebut sepertiga, menyedekahkannya sepertiga dan menyimpannya sepertiga. Oleh sebab itulah Rumah Zakat mengadakan program Superqurban dimana daging qurban akan diolah dan dikemas menjadi cadangan pangan dari protein hewani dalam bentuk kornet ataupun rendang.

Rabu 10 Juli 2019 Rumah Zakat menggelar Press Conference Superqurban yang berlokasi di Upnormal Coffee Roaster Menteng, Jakarta Pusat. Acara ini dihadiri oleh Nur Efendi selaku CEO Rumah Zakat.
Bp. Nur Efendi menjelaskan bahwa Superqurban yang menjadi program Rumah Zakat adalah sesuai dengan Filosofi Nabi Yusuf. Nabi Yusuf memprediksi bahwa akan ada masa 7 tahun normal dan 7 tahun paceklik, dan Ia menyarankan agar kita menyimpan cadangan pangan selama 7 tahun pertama (QS Yusuf 47 - 48).
Sesuai hadist yang disampaikan oleh Aisyah, bahwa dahulu mereka biasa mengasinkan (mengawetkan) daging udhiyyah (qurban) sehingga mereka bawa kemadinah. Kemudian Nabi SAW bersabda : "janganlah kalian menghabiskan daging udhiyyah (qurban) hanya dalam waktu 3 hari," (HR. Bukhari-Muslim).

Superqurban

Superqurban adalah inovasi rumah zakat dalam program optimalisasi pelaksanaan ibadah qurban dengan mengolah dan mengemas daging qurban menjadi kornet dan rendang. Produk Superqurban mampu menjawab permasalahan pendistribusian daging qurban sampai kedaerah-daerah pelosok dan terdepan di Nusantara.

Kornet yang tahan hingga 3 tahun dan Rendang qurban yang tahan 2 tahun, dapat didistribusikan sepanjang tahun dan efektif untuk pembinaan gizi dan aqidah. Hewan qurban dipilih yang sudah sesuai umur, sehat dan tidak ada cacat berdasarkan pengawasan dewan syariah dan dokter hewan. Pemotongannya dilakukan di hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyrik.
Diproses dengan menggunakan teknologi tinggi, Superqurban bisa tahan hingga tiga tahun. Hal ini lah yang membuat Superqurban bisa dinikmati sepanjang tahun oleh masyarakat pelosok Indonesia bahkan dunia.


Di tahun 2019 Superqurban hadir dan menjadi bahan pangan bagi penyitas gempa di Palu, Lombok, Donggala, warga terdampak bencana tsunami di Selat sunda, banjir di konawe, banjarmasin hingga bandar lampung pun menerima manfaat dari superqurban ini.  Superqurban adalah solusi yang tepat yang bisa bermanfaat menjadi cadangan pangan disaat darurat. Superqurban ini telah melengkapi kurangnya cadangan makanan di daerah bencana.

Dan di Idul Adha 2019 ini Rumah Zakat menarget 15.000 pequrban dengan satu juta paket Superqurban. Dan akan didistribusikan 1.435 Desa berdaya dan 5 Negara.
Rencana distribusi Superqurban 55% Reguler Desa berdaya, 
25% insidental bencana, 5% stok cadangan hari H, 15% hak donatur.

Karena praktis saat disalurkan dan tahan lama, Superqurban menjadi paket andalan dalam penyaluran bantuan pangan bagi masyarakat di luar Indonesia. Dengan demikian Rumah Zakat berharap Superqurban benar-benar bisa menjadi solusi ketahanan pangan bagi Indonesia dan Dunia.

Mendapatkan Penghargaan MURI

Bertepatan dengan acara Press Conference, Superqurban juga mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak salah satunya Museum Rekor Indonesia (MURI). Menjadi Pioneer dalam melakukan inovasi mengolah daging qurban menjadi kornet dan rendang, Rumah Zakat mendapatkan penghargaan sebagai Pengelola dan Pengemas Daging Qurban Pertama di Indonesia dan MURI.




Komentar