Tradisi Kenduri Pati, Umbul Donga Larung Sukerto



Budaya Indonesia selalu menjadi decak kagum para turis mancanegara. Karena budaya Indonesia kaya dan beragam. Bukan hanya budayanya saja, yang tak kalah menariknya kuliner pun sangat beragam. Bangga menjadi warga Indonesia yang memiliki kekayaan akan budaya dan kuliner.

Oleh sebab itulah kita sebagai warga negara Indonesia wajib menjaga keutuhan dan kerukunan bangsa. Jangan biarkan Indonesia pusaka ini sirna? Lihatlah para pendahulu bangsa kita, mereka dengan bersusah payah berdamai dengan segala perbedaan dan menjaga keberagaman negara ini, agar selanjutnya dapat hidup berdampingan nan harmonis.

Budaya membuat kita bertambah erat dan bersatu padu bahu membahu. Banyak budaya Indonesia yang bisa menjadikan kita bersama-sama bersatu bahu membahu. Contohnya saja budaya masyarakat Pati yaitu Umbul Donga Larung Sukerto. Beruntung nya saya dapat hadir dan menyaksikan langsung acara ini. Acara Umbul Donga Lurung Sukerto ini berlangsung pada hari Sabtu Pon, 9 Maret 2019. Acara tradisi ini dimulai pukul 14.00 WIB hingga selesai. Berlokasi di TPI Banyutowo, Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati.

Mungkin masih banyak yang belum tahu apa itu "Umbul Donga Larung Sukerto". Saya akan jelaskan sekilas tentang Umbul Donga Larung Sukerto ini. Ritual Umbul Donga Larung Sukerto adalah tradisi yang sudah berlangsung turun temurun. Larung Sukerto adalah simbol untuk melarung atau membuang hal negatif atau tindak tanduk yang mengancam bangsa Indonesia.

Dalam ritual tradisi Umbul Donga Lurung  Sukerto ini selalu menyediakan Tumpeng merah putih sebagai simbol semangat warga Pati terhadap kecintaannya pada NKRI. Ritual ini di harapkan agar warga Pati yang sebagian besar adalah nelayan menghaturkan syukur atas apa yang sudah Tuhan berikan melalui hasil lautnya dan menjaganya hingga akhir hayat.

Selain itu ritual ini juga sebagai upaya untuk memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki yang telah diberikan oleh nelayan Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, Pati. Ritual ini diharapkan nantinya dapat menyatukan warga dan menjaga para nelayan serta keselamatan bangsa.


Selain tumpeng merah putih, dalam Kenduri nusantara ini juga dipentaskan tarian gambyong.
Kirab tradisi semacam ini tidak hanya berhenti di Solo dan Pati saja. Tetapi di berbagai wilayah Nusantara, harus terus melestarikan warisan para leluhur tersebut.

Sudah saatnya kita warga Indonesia menyatukan kembali kerukunan dan perdamaian. Jangan biarkan hanya karena perbedaan pilihan kita terpecah belah. Tanggung  jawab menjaga negara adalah tugas bersama. Karena kita bersaudara, satu negara yaitu Indonesi

Komentar