Dalam Era Industri 4.0 Komunikasi Keluarga Harus Menjadi Yang Utama


Saya adalah seorang ibu dengan dua orang putra yang sudah masuk masa remaja. Tidak mudah memahami perkembangan anak zaman sekarang atau biasa disebut zaman now. Butuh perjuangan untuk dapat memahami mereka. Apalagi dalam tahapan remaja, dimana pergaulan lebih dominan dibanding orang tua. Mereka lebih senang bermain gadget, dan mencari sesuatu dan apapun di gadget dibanding berkomunikasi dengan orang tua. Demikian juga dengan pergaulan, orang tua semakin was-was dengan pergaulan anak zaman now ini.

Tapi sebagai orang tua saya juga tidak boleh terlalu mengekang ataupun membatasi. Secara tidak langsung perkembangan teknologi saat ini juga dapat berdampak positif, meski dampak negatif nya juga ada. Tinggal gimana caranya kita mengikuti perkembangan yang ada, sehingga anak tidak memberi label orang tua kolot. Orang tua juga harus mengikuti perkembangan zaman saat ini. Orang tua dan anak harus saling memahami, saling menghargai dan menghormati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Setiap keluarga hal terpenting yang harus tetap dijaga dengan baik dan tetap diperhatikan adalah komunikasi. Karena komunikasi dengan anggota keluarga adalah sangat penting. Apa jadinya jika komunikasi tidak terjalin dengan baik dalam keluarga ?
Apalagi saat ini kita sudah dalam tahapan revolusi industri 4.0
Oleh sebab itulah komunikasi menjadi hal yang sangat serius dalam sebuah keluarga antara orang tua terhadap anak, begitupun sebaliknya.

Dalam rangka memasuki Pengembangan Kebijakan Pembangunan Keluarga di Era Industri 4, BKKBN mengadakan acara Pertemuan Blogger pada hari Rabu 14 November 2018 yang bertempat di kantor BKKBN jl. Permata no. 1 Halim Perdana kusuma Jakarta Timur.
Acara ini di hadiri oleh nara sumber dari berbagai bidang, diantaranya :

  • Dr. dr. M. Yani, M.Kes,PKK selaku Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN
  • Dr. Pribudiarta Nur Sitepu MM selaku Sekertaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
  • Roslina Verauli, M.Psi.,Psi selaku Psikolog anak, remaja dan keluarga.
Dr. dr. M. Yani, M.Kes,PKK menjelaskan bahwa Industri 4.0 akan membawa dampak terhadap keluarga, karena revolusi industri 4.0 ini dapat menjadi harapan sekaligus tantangan bagi keluarga di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita semua saat ini sedang terlena dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan mempengaruhi kehidupan setiap anggota keluarga secara struktural maupun kuktural.

Semua bisa dikerjakan hanya dengan sebuah smartphone. Hal inilah yang membuat kita lupa akan komunikasi langsung dengan keluarga terutama anak. Mereka selalu asik jika sudah memegang smartphonenya dengan internet yang super canggih. Mereka akan lupa bahwa kehidupan nyata adalah komunikasi dengan bertatap muka, bukan dengan kecanggihan dunia teknologi.

Dampak Industri 4.0 terhadap keluarga sangat berpeluang besar. Anak lebih senang bermain gadget dibandingkan berkomunikasi dengan teman, saudara bahkan orang tua. Smarphone membuat anak menjadi sangat berubah. Mereka asyik dengan Smartphone nya saat sedang berkumpul bersama keluarga. Ini yang di takutkan oleh para orangtua karena anak lebih nyaman bermain gadget ketimbang bermain dengan orang tuanya. Oleh sebab itulah orang tua perlu menyiasati hal tersebut dengan membuat kegiatan bermain bersama.

Tidak mudah memang menjadi orang tua jaman sekarang, dimana segala sesuatunya dapat di cari dan didapatkan hanya dengan ujung jari. Penuh perjuangan bagi orang tua jaman now ini. Karena bagaimanapun anak harus tertap kita perhatikan agar tidak salah jalan. Teknologi saat ini bisa membuat hal positif ataupun juga hal negatif bagi anak. Oleh sebab itulah peran orang tua sangat penting.

BKKBN akan mengembangkan kebijakan pembangunan keluarga yang disesuaikan dengan semangat revolusi industri 4.0, dengan harapan BKKBN akan selalu relevan dengan perkembangan zaman yang ada. Penerapan family 4.0 pada setiap jajaran BKKBN akan membuat setiap program dan kebijakan menjadi lebih adaptif, sinergis, terintegrasi dan holistik.

Sementara menurut Roslina Verauli, M.Psi.,Psi menjelaskan yang harus dibenahi dalam keluarga bukan hanya anak saja, tetapi perilaku orang tua pun sangat penting. Karena bagaimanapun anak akan meniru perilaku orang tuanya. Sesibuk apapun orang tua harus meluangkan waktu untuk anaknya. Sediakan sedikit waktu untuk quality time akan membuat anak merasa bahagia. Orang tua yang tidak punya waktu untuk anak akan membuat anaknya haus akan perhatian.

Anak yang kekurangan perhatian orang tua akan lari pada hal-hal yang negatif seperti nakal, tidak menurut pada orang tua, atau melawan orang tua dan masih banyak lagi pelariannya. Sebagai orang tua juga kita wajib memberikan kepercayaan kepada anak. Jangan menganggap anak tidak bisa melakukan apa-apa. Jika orang tua terus menerus melakukannya kapan anak bisa melakukannya sendiri. Anak akan bisa melakukan hal yang positif jika mendapat kesempatan untuk melakukan hal positif tersebut. Jadi berilah anak kesempatana untuk melakukan pekerjaan positif di rumah, sekolah, atau lingkungan.

Cara orang tua juga tidak boleh dengan mendisiplinkan anak dengan menerapkan aturan atau hukuman. Jika cara seperti itu yang diterapkan, maka kapan anak akan belajar disiplin?
Sebagai orang tua kita hanya wajib memberitahukan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang boleh dan tidak, mana yang baik dan tidak. Beritahukan anak dengan penuh kasih sayang, sehingga anak akan mau berkomunikasi pada orang tuanya dan betah di rumah.

Mau dibawa kemana dan seperti apa keluarga hanya kita lah yang wajib menentukan. Keluarga harus memiliki tujuan dan nilai kehidupan yang sama, komitmen jangka panjang, dan umumnya sebuah keluarga tinggal bersama dalam satu atap. Dalam keluarga akan lebih bahagia jika kita menerapkan peraturan pemerintah tentang keluarga berencana, yaitu dua anak saja cukup. Dengan 2 anak, orang tua akan lebih fokus memberikan perhatian, pendidikan dan kasih sayang. 

Dalam individu keluarga dihayati sebagai suatu sistem yang saling memiliki ketergantungan satu sama lainnya. Orang tua akan membutuhkan anak-anaknya sebagai pelengkap sebuah kebahagiaan, sedangkan anak-anak membutuhkan orang tua sebagai pelindung mereka. Kedekatan dalam keluarga juga menjadi hal yang sangat penting. Kedekatan emosional yang dirasakan individu kepada setiap anggota keluarganya. Harus juga memiliki komitmen dan waktu yang diluangkan bersama. Harus memiliki kemampuan untuk berubah dan beradaptasi. Dalam keluarga juga harus berbagi informasi, ide, perasaan, satu sama lainnya.

Semua keluarga sebaiknya melakukan aktivitas berkumpul bersama keluarga secara rutin. Ini akan membuat kedekatan keluarga kembali terjalin agar ada semangat yang muncul untuk mengatur waktu bersama. Aktivitas berkumpul ini akan menimbulkan rasa cinta sesama anggota keluarga tetap terjaga ditengah kesibukan masing-masing. Waktu berkumpul yang baik adalah di meja makan. Di meja makan inilah kita akan mendapatkan kedekatan dan perhatian yang khusus. Usahakan saat kita berkumpul di meja makan, lupakan sejenak diri kita dari smartphone. Agar saat kumpul di meja makan akan semakin erat satu sama lain.

Masih ingat bagaimana kehidupan masa dahulu, dimana saat makan selalu bersama-sama. Di meja makan ataupun lesehan di bawah akan tertap terasa nikmat bila menikmati hidangan makanan bersama. Canda, tawa dan bahagia semua tertumpah saat kita makan bersama. Namun seiring berkembangnya dunia maka makan bersama semakin jarang dikerjakan. Anak sibuk dengan dunianya sendiri, sedangkan orang tua sibuk dengan kesibukan rutinitasnya. 

Oleh sebab itulah keluarga Indonesia diharapkan bisa kembali kemeja makan. Usahakan setiap hari selalu rutin berkumpul di meja makan. Karena akan mendapatkan hal-hal positif saat kita berkumpul bersama. Lupakan sejenak aktivitas dengan gadget kita, karena waktu di meja makan adakah waktu yang sangat berharga.

Keluarga Indonesia Kembali Ke Meja Makan. 


#revolusikeluarga4
#keluargaindustri4

Komentar

  1. Sepakat! Emak emak rentan terhadap komunikasi2 negatif di luar. Makanya sebagai pondasi keluarga harus bisa jadi role model anaknya.

    BalasHapus
  2. Sebenarnya semua kembali ke kita ya, mau membangun keluarga yang seperti apa. Karena orangtua menjadi role model untuk anak-anaknya.

    BalasHapus
  3. Aku udah jadi orang tua nih, berarti udah harus bisa jadi panutan untuk anakku

    BalasHapus
  4. Asik nih keluarga harmonis, kemana-mana selalu bareng ya.
    Mari berkumpul di meja makan.

    BalasHapus
  5. senangnya liat kebersamaan keluarga mak tina, jadi iri akuu

    BalasHapus
  6. Jadi orangtua patut bijak ya, salah dikit anak contohkan, benar dikit anak juga pasti contohkan. Jadi harus hati-hati. Semoga bisa membantu jadi kuat di era industri 4.0

    BalasHapus
  7. Betul banget mba, jangan sampai anak-anak kita kurang perhatian dan lari ke hal-hal negatif ya

    BalasHapus
  8. Aku harus belajat banyak nih demgan Mak Tina dalam pengasuhan anak cowo dalam menjelang usia remajanya

    BalasHapus
  9. setuju banget mak, komunikai penting di era jaman now sekarang, kedekatan anak dan orang tua bisa menangkal hal negatif

    BalasHapus
  10. seram ya kalau dalam keluarga kurang komunikasi. semoga pada sadar keluarga, biar komunikasi terjalin dengan erat dan keluarga menjadi kuat.

    BalasHapus
  11. mau dibawa hubungan komunikasi di keluarga kalo smuanya pada megang hape ya mba? semoga keluarga kita mampu menghadapi tantangan jaman revolusi industri 4.0 ya, aamiin

    BalasHapus
  12. Gak kebayang ya kalau keluarga jarang komunikasi dan interaksi, jarang ada quality time. Banyak kasus perceraian dan anak jadi broken home gara-gara komunikasi di keluarga tidak terjalin dengan baik. Mudah-mudahan keluarga kita bisa kuat dan sehat ya mbak

    BalasHapus
  13. Harus menjadi role model yang bagus untuk anak anak ya mak karena anak akan meniru ortunya :)

    BalasHapus
  14. setuju mak tina. dalam keluarga itu semuanya harus serba seimbang. termasuk komunikasi dan kedekatan. anggota keluarga gak bisa dipaksa harus terus berlama2 di rumah sehingga tidak bisa membuat seseorang dalam keluarga tidak bisa berkembang di dunia luar. komunikasi dan kedekatan itu penting, bukan berarti harus selalu mengikat.

    BalasHapus
  15. Emak memang berperan penting dalam pendidikan anak, dan menjadikan keluarga harmonis. Semangat Mak, demi masa depan bangsa..eeeaa..

    BalasHapus
  16. Yuk mulai hangatkan komunikasi keluarga dengan kembali ke meja makan, agar tercipta keluarga harmonis.

    BalasHapus
  17. Sama mba anak saya juga sdhbada yg dewasa , susah susah gampang ya . Tapi tetep ya kembali ke komunikasi pasti kita bisa menjadikan mereka anak yg baik

    BalasHapus
  18. Iya ya mak, dulu tuh makan rame-rame melingkari meja. Sekarang makan sambil lihatin HP. Sedih deh. Yuk, kembali ke meja makan buat semakin kuat menghadapi revolusi industri 4.0

    BalasHapus
  19. Memang nggak mudah ya, sekarang ini kalau mau kumpul sekeluarga.
    Mesti ada waktu yang disepakati bareng, biar bisa ngobrol seru

    BalasHapus

  20. Bener banget ya Mak Tina, komunikasi itu menjadi kunci dari keharmonisan sebuah keluarga. Apalagi di era serba teknologi kaya sekarang

    BalasHapus
  21. Penting bgt ya Mak komunikasi dlm keluarga apalagi ketika anak anak beranjak remaja dan dewasa. Hrs bisa menjalin komunikasi dua arah yg baik spy ngga terjadi gesekan anak dan ortu

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan anda ke blog saya.
Saya sangat senang jika anda meninggalkan pesan pada postingan ini.
Terimakasih