Cegah Dan Obati Bahaya Penyakit Obesitas


Mengikuti Seminar Hari Obesitas Se - Dunia, dengan tema "Obesitas Melalui GERMAS" pada tanggal 07 November 2017 yang bertempat di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta ini saya merasa tersentil sekali. Badan saya yang tergolong gemuk ini menjadi acuan saya untuk mengetahui lebih jauh lagi apa sih Obesitas itu ? Dan yang terpenting saya juga ingin tahu nih teman-teman, apakah saya masuk dalam golongan Obesitas ? Maka dari itulah seminar ini sangat penting, agar saya dan masyarakat luas menjadi tahu, apa itu Obesitas dan bagaimana Pencegahan nya ?

Acara ini dihadiri oleh beberapa narasumber yang berkaitan dengan kesehatan yaitu :
Dr. Lily Sulistyowati, Dr. Dyah, Dr.Rita Ramayulis DCN, Mkes ( Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia ), Dr. Michael Triangto, SpKO ( Sports Therapy RS. Mitra Keluarga Kemayoran ), Dr. Rika.

Sebagai pembuka acara ini Dr. Lily Sulistyowati memberikan penjelasannya bahwa Kegemukan dan obesitas merupakan faktor resiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, kanker, osteoarthritis, dan masih banyak lagi.
Dr. Lily Sulistyowati
Prevalensi obesitas di Indonesia cukup tinggi, di dunia menempati urutan ke 10 (The Lancet 2014). Riskesdas (2013), menyatakan bahwa diantara 109 penduduk pada laki-laki usia diatas 18 tahun ditemukan 19 orang obesitas dan pada perempuan usia diatas 18 tahun ditemukan 32 orang obesitas.

Saat ini berkembang di masyarakat cara atau upaya menurunkan berat badan yang drastis dan cepat. Upaya diet yang terlalu cepat dan berat tidak baik untuk kesehatan.

Penyebab  Obesitas

Apa Yang Dimaksud Dengan Obesitas ?
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan.

Nah...lantas bagaimana kita tahu kalau kita menderita Obesitas ?
Jika menderita Obesitas ada beberapa tanda-tandanya nih teman-teman, apa tanda-tandanya, yuk simak...

Tanda-tanda Obesitas
Terdapat timbunan lemak yang berlebihan pada bagian :
  • Atas dada, pundak, leher, muka, lengan ( tipe apel ).
  • Bawah perut, pinggul, paha ( tipe pir ).
  • Perut atas, pinggang dan perut bawah ( obesitas sentral ).
Penyebab dari Obesitas adalah jumlah kalori yang masuk lebih besar dari pada kalori yang dikeluarkan dan kurangnya aktifitas fisik.

Obesitas itu sendiri juga ada beberapa faktor penyebabnya yaitu :

Faktor Genetik, bila salah satu orang tuanya obesitas, maka peluang anak-anak menjadi obesitas sebesar 40 - 50%. Dan bila kedua orang tuanya menderita obesitas maka peluang faktor keturunan menjadi 70 - 80%.

Faktor Lingkungan ada 2 yaitu Pola makan dan aktivitas fisik.
Pola makan, jumlah asupan energi yang berlebih menyebabkan kelebihan berat badan obesitas. Jenis makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (tinggi lemak, gula, serta kurang serat) menyebabkan ketidakseimbangan energi.

Pola Aktivitas Fisik, Pola aktivitas fisik sedentari (kurang gerak) menyebabkan energi yang dikeluarkan tidak maksimal sehingga meningkatkan risiko obesitas.

Faktor Obat-obatan dan Hormonal
Obat-obatan, obat-obatan jenis steroid yang sering digunakan dalam jangka waktu yang lama untuk terapi asma, osteoarthritis dan alergi dapat menyebabkan nafsu makan yang meningkat sehingga meningkatkan risiko obesitas.

Hormonal, Hormonal yang berperan dalam kejadian obesitas antara lain adalah hormon Leptin, Ghrelin, tiroid, insulin dan estrogen.
Ingin sehat dan terhindar dari Obesitas, mari kita cek pola makan kita secara benar, apakah makanan yang kita konsumsi sudah memenuhi kesehatan tubuh. Mengkomsumsi makanan bukan hanya sekedar menghilangkan lapar saja, akan tetapi harus memperhatikan beberapa faktor kesehatan dan keseimbangan gizi dari makanan itu sendiri.

Pola Makan
Pola makan mencakup jumlah, jenis, jadwal makan, dan pengolahan bahan makanan. Bila kita menggunakan piring makan model Terbaru maka jumlah sayur 2 kali lipat jumlah bahan makanan sumber karbohidrat ( nasi, mie, roti, pasta, singkong dll ) dan jumlah bahan makanan sumber protein setara dengan jumlah bahan makanan sumber karbohidrat. Sayur dan buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat ditambah protein.
Menurut Dr. Rita Ramayulis sebelum kita makan, kita harus tahu dahulu, kita makan untuk lapar perut atau lapar mata. Jika lapar perut sebaiknya konsumsi makanan yang sehat dan cukup. Jauhi dari gorengan karena konsumsi minyak yang berlebih dalam tubuh sangat tidak baik untuk kesehatan kita. Sebisa mungkin pilih makanan yang menggunakan proses memasak dengan cara dikukus atau direbus, bukan digoreng. Makanan yang dikukus atau direbus juga tidak kalah enaknya.
Dr. Rita Ramayulis
Dr. Rita Ramayulis juga menjelaskan konsumsi sarapan dengan tumis nasi goreng, bukan nasi goreng.
Artinya jika menumis hanya membutuhkan setengah sendok teh minyak goreng, penggunaan dengan sedikit minyak goreng itu sehat. Tetapi jika sarapan dengan nasi goreng maka penggunaan minyak jauh lebih banyak. Belum lagi ditambah sosis yang akan mengakibatkan penumpukan lemak dalam tubuh.
Sarapan dengan tumis nasi goreng dan campuran sayuran serta telur ceplok jauh lebih nikmat dan yang terutama pasti sehat.

Lebih baik konsumsi sayur dan buah lebih banyak agar tubuh kita sehat. Sebagai contoh jika ingin membeli mie ayam pesan mie nya setengah saja, lalu sayurannya ( sawi ) dibanyakin, maka ini akan menyehatkan tubuh kita. Jika memasak dirumah sebisa mungkin hindari pemakaian minyak yang berlebihan. Karena pemakaian minyak yang berlebihan akan menempel di makanan tersebut dan menjadi tidak sehat untuk tubuh.

Sarapan sangat penting karena sarapan dapat menjadi solusi untuk mengurangi makan siang  atau malam. Hindari mengkomsumsi makanan yang manis-manis dan juga makanan siap saji dan olahan.

Tips Praktis Makan Sehat
  1. Minum air putih dahulu segelas sebelum makan.
  2. Kurangi konsumsi makan dan minuman yang manis.
  3. Batasi gula, garam dan minyak.
  4. Hindari makan nasi, roti atau kentang berlebihan.
  5. Perbanyak konsumsi buah dan sayur.
  6. Buah untuk cemilan diantara waktu makan utama.
  7. Kendalikan diri makan dengan porsi secukupnya.
Nah...ini penting banget nih...ilmu baru buat para ibu terutama saya, dalam mengolah hidangan masakan rumahan. Jadi tahu cara mengolah masakan yang baik, benar dan sehat. Masakan juga harus kombinasi agar terpenuhi semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

Aktivitas Fisik

Pola aktivitas, yaitu sering nonton TV, bermain komputer, game, tanpa melakukan aktivitas lebih dari 2 jam perhari. Hal ini sangat berbahaya dan akan menjadi penyebab Obesitas.
Kurang latihan fisik, seharusnya kita wajib melakukan aktivitas fisik dengan selalu bergerak. Aktivitas fisik harus dilakukan secara terus menerus minimal 30 menit perhari.

Lakukan gerakan yang akan membuat tubuh kita menjadi sehat. Misalnya lebih disarankan turun dari kendaraan beberapa meter dari tujuan anda dan lanjutkan berjalan kaki menuju kantor atau tempat yang dituju. Cara lainnya hindari menggunakan lift, dan alangkah baiknya bila menggunakan tangga agar tubuh kita bergerak dan sehat.
Dr. Michael Triangto

Lakukan olahraga sebagai kebutuhan bukan keterpaksaan tegas Dr. Michael Triangto. Jangan jadi alasan apapun jika tidak mau berolahraga. Bahkan ketika sang ibu memiliki bayi pun bukan jadi alasan untuk tidak bisa berolahraga. Justru akan mengasikkan karena kita bisa bonding dengan si anak. Lakukan gerakan yang santai dan tidak berat.

Saat ini juga sudah banyak loh senam ibu yang mengendong anaknya. Ini selain kita sehat anakpun menjadi nyaman. Merasa dekat dengan kita karena gerakan senam yang harus memegang lembut sang buah hati, membuat anak menjadi nyaman dan merasa disayang sang ibu.

Cara lain yang lebih mudah dan menyenangkan melakukan aktivitas fisik yaitu naik turun tangga ataupun senam. Aktivitas fisik bisa dengan membersihkan lantai, mencuci kendaraan, jalan kaki, bersepeda, jogging, berenang. Setidaknya lakukan aktivitas fisik setiap hari. Lebih baik lagi apabila ditambahkan latihan dengan beban dan peregangan. Dilakukan secara terus menerus hingga minimal 30 menit per hari atau per 10 menit tiap sesi hingga mencapai 30 menit per hari.

Sediakan waktu untuk berolahraga, bukan menyisakan waktu olahraga.

Dampak Obesitas

Dampak Metabolik Lingkar perut pada ukuran tertentu ( pria > 90 cm dan wanita > 80 cm ) akan berdampak pada peningkatan trigliserida dan penurunan kolesterol HDL, serta meningkatkan tekanan darah, Keadaan ini disebut dengan sindroma metabolik.

Dampak Positif Lain Diabetes Melitus tipe 2, Penyakit jantung koroner, Hipertensi dan stroke, Penyakit Kandung Empedu, Osteoarthritis (radang sendi) lutut dan panggul, Asam urat dan Gout, Kanker (kanker payudara pada perempuan menopause, kanker Endomatrial dan kanker Usus), Hormon reproduksi abnormal, Polikistik ovarium sindrom, Nyeri punggung belakang dan Perlemakan hati.

Dampak Sosial Obesitas mengakibatkan gerakan menjadi lamban sehingga dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja. Selain itu obesitas juga mengurangi rasa percaya diri. Obesitas mengakibatkan penampilan kurang menarik yang mengakibatkan kita akan susah bergaul karena kurang percaya diri dan membuat kita malas untuk bergaul karena malu.

Mencegah Dan Mengobati Obesitas

Pola Makan
  • Mengkomsumsi makanan beraneka ragam, idealnya setiap kali makan terdiri dari 4 kelompok hidangan ( makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah ).
  • Mengutamakan konsumsi makanan sumber karbohidrat komplek, seperti ( kelompok padi-padian, dan umbi-umbian, yaitu 3 - 8 porsi perhari ).
  • Mengkomsumsi makanan sumber protein hewani dan nabati masing-masing 2-3 porsi lebih, seperti ikan, tahu, tempe, dan lain-lain.
  • Mengkomsumsi sayur 3-5 porsi perhari dan buah 2-3 porsi perhari.
  • Membatasikonsumsi lemak, minyak, gula dan alkohol.
  • Membiasakan pola makan teratur terdiri dari 3 kali makan utama ( pagi, siang, malam ) dan 1-2 kali makan selingan.
  • Porsi makan malam lebih sedikit dibandingkan makan pagi dan siang.
  • Lakukan aktivitas fisik berjalan kaki dimulai 10 menit per hari, lalu ditingkatkan hingga 30 menit per hari.
Mengobati Obesitas
Lakukan pemeriksaan di Puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat, yaitu dengan memeriksakan :
  • Tekanan darah.
  • Guladarah.
  • Kolesterol.
  • Asam urat.
Konsultasikan kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan terapi lebih lanjut.

Sehat jangan setengah-setengah, karena tidak ada namanya setengah-setengah sehat.

Marilah kita sama-sama menjaga kesehatan karena Kesehatan sangat penting bagi kita semua.

Semoga bermanfaat !



Terimakasih.

Minggu 12 November 2017
tinapurbo@gmail.com







Komentar

  1. Maak, bahaya banget deh kalau kena obesitas. Tadi pagi aku dengar cerita ada yang kelebihan berat badan dan beresiko terkena penyakit jantung mba

    BalasHapus
  2. Iya serem ya mba...saya juga jadi takut, tapi mau diet jg jgn sembarangan, salah diet malah berbahaya. Mendingan ubah pola hidup sehat aja deh...cara aman nya

    BalasHapus
  3. Aku tuh paling ngeri kalau udah ngomongin soal obesitas. Riwayat keluarga soalnya banyak yang oebsitas karena pola makan yang ngak sehat. Thanks for sharing mak ;)

    BalasHapus
  4. Jadi langsung mengukur berat badan dan hasilnya, saya harus mengurangi BB, mkch infonya ya

    BalasHapus
  5. Segala sesuatu yg tampak berlebihan cenderung kurang baik, kita patut waspada ya secara era digital ini apa2 kian praktis sehingga aktifitas gerak pun berkurang yg dampaknya adalah obesitas

    BalasHapus
  6. terimakasih atas informasinya dan jangan lupa kunjungi kami di www.rahma-store.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan anda ke blog saya.
Saya sangat senang jika anda meninggalkan pesan pada postingan ini.
Terimakasih