Novel Anak Rantau Karya A. Fuadi Kembali Menjadi Bestseller


Panasnya kota Jakarta tidak menggoyahkan niat saya untuk hadir di acara peluncuran buku terbaru Anak Rantau karya penulis A. Fuadi.
Sampai di Kota Tua waktu menunjukkan jam 12.00 WIB. Kota tua dihari Sabtu ini sangat ramai sekali. Puluhan anak muda memadati area kota tua ini. Pantas saja ramai, ternyata di Kota Tua ini sedang berlangsung The Asean Literary Festival. Banyak tenda - tenda pameran buku memadati area kota tua.

Saya berjalan menuju Batavia cafe untuk menghadiri acara peluncuran novel Anak Rantau karya Ahmad FUADI. Di dalam gedung ini sudah ramai media, blogger dan juga para undangan lainnya. Bahkan ada juga undangan yang sengaja hadir dari luar kota, ini sangat luar biasa.
Dan yang membuat saya kagum, banyak mahasiswa dan anak muda hadir diacara peluncuran novel ini, dan penasaran ingin mendengarkan langsung penulis membuat novel anak rantau ini. Minat mereka membaca dan mengikuti workshop ini sangat tinggi. Kagum dan cukup berkesan buat saya.

Sebagai penulis A. FUADI menjelaskan bagaimana akhirnya novel ini bisa rilis juga. Ide untuk membuat novel ini sudah ada sejak lama. Pembuatan novel ini menghabiskan waktu yang cukup lama yaitu 4 tahun. Dan bahkan A. Fuadi sampai melakukan riset ke Sumatera Barat untuk mewawancarai para pemuka adat dan juga para perantau.
A. Fuadi menjelaskan mengapa novel ini lama sekali jadinya, karena terkadang sebagai penulis senior pun, juga sering di hinggapi rasa lelah dan malas. Rasa malas selalu datang kapan saja dan waktu yang tidak diinginkan.Tapi bersyukur akhirnya buku novel fiksi ini bisa selesai juga.

Novel Anak Rantau adalah hasil karya A. Fuadi yang keempat. A. Fuadi adalah penulis kelahiran Bayur Maninjau, Sumatera Barat. Ada yang bertanya dalam acara workshop.
Mengapa novel keempat A. Fuadi ini masih mengangkat tema perantauan?

A. Fuadi menjelaskan bahwa setiap manusia adalah perantau. Setiap orang pastinya memiliki naluri merantau dari satu tempat ke tempat lainnya.

Hampir sebagian orang pasti pernah merantau ke kota kemudian balik lagi ke kampung, begitupun sebaliknya. Ada perantau yang pindah tempat, ada juga yang hanya dengan pemikiran. Menurut A. Fuadi, tema perantauan ini yang selalu ada sepanjang masa.

A. Fuadi pun juga pernah merasakan merantau. Merantau dan berpindah-pindah tempat tinggal, lalu akhirnya kembali lagi ke Jakarta.
A. Fuadi juga membuka rahasianya, untuk menjadi penulis yang baik, harus ada support pendamping yang baik. Pendamping yang baik yaitu yang mau membaca draft tulisan nya dan mau mengoreksi dan mengkritiknya.
A. Fuadi merasa beruntung mempunyai istri yang membuat nya bersemangat untuk menulis. Istri yang salalu mengkritik apabila ada tulisan nya yang harus diperbaiki.

Wah...luar biasa ya....
Seorang istri mendampingi suami dan juga memberikan support suami dengan sepenuh hati. Terharu mendengar pemaparan nya.
Tak jarang pula sang istri mengingat kan untuk segera menyelesaikan novel ini secepatnya. Ini yang membuat A. Fuadi menjadi lebih konsentrasi dalam menulis novel anak rantau ini.

Rilisnya buku Anak Rantau ini, A. Fuadi sangat bersyukur sekali. Karena buku ini menjadi best seller. A. Fuadi merasa senang karena apa yang di buat mendapatkan apresiasi dari para pembacanya. Novel Anak Rantau ini sangat bermanfaat karena dalam novel ini sangat kental muatan lokalnya.
Novel ini juga terdapat pesan untuk anak muda yaitu pesan pendidikan. A. Fuadi juga ingin menyampaikan ke semua pembaca buku Anak Rantau ini, bahwa untuk mengobati luka masa lalu adalah dengan cara berdamai. Berdamai dengan memaafkan, lepaskan lalu lupakan...

Pesan ini diharapkan dapat dijadikan cambuk untuk para pembaca yang saat ini banyak yang terpecah belah. Memang tidak mudah memaafkan apalagi untuk melupakan. Tapi setidaknya kita bisa mencoba pesan yang sangat sederhana dan penuh makna ini. Agar kita menjadi jiwa yang lembut dan tidak mudah terpancing emosi. Karena emosi tidak akan menyelesaikan masalah.

A. Fuadi juga berharap buku Anak Rantau ini dapat menyembuhkan luka dan menularkan banyak maaf untuk para pembacanya.

Terkait strategi marketing penjualan novel Anak Rantau, Fuadi mengaku saat ini novelnya belum ada di toko buku yang ada sekarang. Langkah awal pemasaran novel anak rantau untuk sementara penjualan nya hanya secara online. Setelah dirasa pada waktu tertentu sudah cukup baru nanti akan dipasarkan di toko-toko buku dan dipasarkan secara konvensional.

"Novel anak rantau menceritakan petualangan Hepi bersama Attar penembak jitu dan Zen yang penyayang binatang. Semua tokoh ini bertualang mendatangi sarang jin, menghadapi lebaran bermata harimau, memburu biduk hantu, dan menyusup ke markas pembunuh. Semuanya demi melunasi semua dendam,sebuah rindu".

Sepulang menghadiri workshop buku anak rantau inipun saya penasaran dengan isi bukunya. Saya membaca nya dikereta arah pulang untuk menjawab rasa penasaran saya. Dan memang benar, buku anak rantau ini sangat bagus, sarat pesan dan ajakan untuk siapa saja.
Tak heran jika buku ini menjadi bestseller dan di bajak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Karena para pembajak buku ini, membaca peluang bahwa buku ini akan laris nantinya dipasaran. Semoga para pelaku mendapatkan hidayah dan meminta maaf kepada sang penulis.

Tentang Penulis

Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil dipinggir Danau Maninjau, tidak jauh dari kampung ulama sastrawan Buya Hamka. Fuadi merantau ke Jawa mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama.
Di Pondok Modern Gontor dia bertemu para kiai dan guru yang menginspirasi nya lahir dan bathin. Di pesantren ini dia bertemu dengan "miniatur dunia", karena ribuan santrinya datang dari Sabang sampai Merauke, bahkan dari mancanegara.
Pengalaman hidup 4 tahun di Gontor ini menjadi inspirasi nya menulis novel Mega bestseller, Negeri 5 Menara. Sejak itu, pepatah man jadda wajada semakin dikenal.

Instagram : @afuadi
Line            : fuadin5m
Email.        : kontak@negeri5menara.com


Komentar

  1. Yang aneh baru launchibg sudah ada bajakannya. Saking tenarnya nih si Uda ya mak Tina? Hahahaha. Bukunya oke banget.

    BalasHapus
  2. Yang saya suka ada bagian guyonan yang ditulis secara alami. Gak ada kesan maksa pengen ngelucu tapi buat saya malah jadi sesuatu yg bikin terkekeh.

    BalasHapus
  3. Suka banget kemasan soft launchingnya
    Santai tapi berisi
    Dialog2 yang muncul juga terdengar sederhana tapi penuh makna
    Persis cara bertutur Uda Fuadi dalam bukunya
    Anak rantau layak banget dibaca oleh semua orang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, lah ini skrng buku di bajak sama anakku yg kuliah, padahal blm selesai sy bacanya

      Hapus
  4. Saya baca baru sebagian dan nyandu banget nih novel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sy jg, malah skrng udh dipegang alih anakku bukunya mas....

      Hapus
  5. Asik kalau ada novel terbarunya, mba. Sebagai anak rantau, aku penasaran nih buat membacanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus mba ...novel fiksi bagus banget anak sy aja suka

      Hapus
  6. Wah, acara keren ebgini, kok aku enggak tau yaa, heheh.
    Aku penggemar karya beliau lho mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah....coba ikut mba. Ketemu deh sama penulisnya

      Hapus
  7. Penulis yang keren bisa berkeliling dunia dengan menulis

    BalasHapus
  8. Riset dan riset itu pentinggggg yaaa... sipppp

    BalasHapus
  9. Suka dengan gaya nulisnya yang ramah, hehe... ternyata memang personalitynya juga ramah ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan anda ke blog saya.
Saya sangat senang jika anda meninggalkan pesan pada postingan ini.
Terimakasih